1.
Kurva LM menggambarkan kebijakan fiskal.
Misalnya saja kebijakan fiskal dalam memberlakukan anggaran, hal tersebut dapat
mendorong kurva IS bergeser ke kanan dan hasilnya akan meningkatkan pendapatan
nasional. Tetapi cara ini tidak efektif di terapkan, karena apabila kebijakan
fiskal diterapkan, Pengeluaran negara naik, dan pendapatan juga ikut naik.
Namun seiring dengan itu, bunga pun ikut naik yang disebabkan oleh pendapatan
yang naik. Apabila bunga di bank naik, maka tidak akan ada orang yang berminat
untuk investasi, dan akan menyebabkan pendapatan negara turun. Oleh karena itu
kebijakan fiskal seharusnya tidak diterapkan, karena secara tidak langsung akan
merugikan swasta, karena tidak ada investasi, dan hal seperti itu akan memberi
dampak buruk pada kesejahteraan masyarakat.
2.
Dalam ilmu ekonomi, crowding out adalah
fenomena yang terjadi ketika Kebijakan Fiskal menyebabkan suku bunga meningkat,
sehingga mengurangi investasi. Perubahan kebijakan fiskal menggeser
kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang. Fiskal menggeser kurva
IS ke kanan dari IS1 ke IS2. Fiskal meningkatkan
pendapatan dari Y1 ke Y2 dan suku bunga naik dari r1
ke r2. Jika tingkat bunga tetap konstan pada i1, pasar
barang berada dalam keseimbangan dalaam pengeluaran yang direncanakan (output),
tetapi pasar uang tidak lagi dalam keseimbangan.menerapkan kebijakan fiskal
dapat mengurangi investasi, karena tingkat bunganya tinggi yang didorong oleh
kenaikan pendapatan. Crowding out terjadi kareena penambahan pengeluaran
pemerintah yang didapatkan dengan cara pemberlakuan kebijakan fiskal sehingga
efeknya menjadi nol, karena penambahan pengeluaran pemerintah dibarengi dengan
penurunan investasi swasta.
3. Menurut
kaum monetaris, kebijakan fiskal menyebabkan crowding out. Menurut orang
moneteris kebijakan fiskal hanya akan mengakibatkan “Crowding Out” karena
menurut mereka kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan
moneter hanya akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk.
Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang
aktif itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”.
Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur
tangan pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian. Kebijakan
fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik
terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa
kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi
yang efektif. Misa1nya dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan
dalam mengatasi pengangguran, kub Keynesian lebih menyukai kebijaksanaan fiskal
yang bersifat ekspansif. Sebaliknya kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan
moneter yang kontraktif. Intenvensi pemerintah untuk meningkatkan output dengan
menggunakan kebijaksanaan fiskal tidak disenangi Friedman Misalnya ada usaha
untuk meningkatkan output dengan menurunkan pajak. Menurut Keynesian langkah
ini akan meningkatkan output. Dalam ”Bahasa” kurva IS-LM yang dikembangkan
Keynesian, hal ini terjadi karena penurunan dalam pajak akan mendorong kurva IS
bergerak ke kanan. Tetapi menurut kaum moneteris hal seperti ini tidak akan
terjadi, sebab dalam perekonomian yang sudah memanfaatkan sumber daya secara
penuh maka kurva LM berbentuk tegak lurus,dampak dan pergeseran kurva IS tidak
akan memberi pengaruh pada output sehingga akan terjadi keadaan crowding-out
effect. Itulah pandangan kaum moneteris yang menyatakan bahwa kebijakan fiskal
akan menimbulkan crowding out.