Di Negara yang sedang berkembang
mempunyai sifat-sifat yaitu pendapatan
perkapita rendah, penduduk yang terbelakang, sektor pertanian yang kurang
produktif dan tingkat kelahiran yang tinggi. Selain sifat-sifat tersebut
diatas, juga terdapat sifat lain yang merupakan penghambat bagi perkemabngan
ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut
A.
Dualisme
Ekonomi
Dalam
suatu negara, di mana di satu pihak di kota-kota perekonomiannya sudah bersifat
industri, sedangkan di desa-desa perekonomiannya masih dalam tingkat yang
rendah (subsistence). Dualisme
ekonomi tersebut meliputi beberapa aspek, yaitu :
1.
Perekonomian Pasar (the market economy)
Perekonomian telah bersifat ekonomi
pasar dan banyak menggunakan uang. Tingkat pencaharian masih bersifat
sederhana, tetapi sudah berspesialisasi. Barang yang hendak dikonsumsi harus
dibeli dengan uang karena mereka tidak dapat membuat barang - barang yang
dibutuhkannya. Upah di kota umumnya lebih tinggi dari pada upah di desa. Para
petani menanam tanaman yang hasilnya untuk di jual dan untuk tidak konsumsi
sendiri, karana pengangkutan masih sukar maka bahan makanan menjadi mahal. Hal
ini mengakibatkan meluasnya pasar di daerah terpencil itu sulit.
2.
Perekonomian Subsistence
Perekonomian yang subsistence tidak saja
bertindak untuk memenuhi kebutuhan sendiri (self
sufficient). Masyarakat biasanya dalam perdagangan tidak dengan uang,
tetapi dengan tukar-menukar barang dengan barang lain (barter). Misalnya, dalam
melunasi hutangnya orang-orang desa menerima beras sebagai pelunasannya.
Biasanya anak muda desa mencari pekerjaanya di kota-kota. Fasilitas
transportasi yang kurang, masyarakat banyak yang buta huruf, dan pada umumnya
tidak ada hasrat untuk mengubah hidupnya, sehingga hidupnya statis tanpa
mengalami perubahan-perubahan yang besar dari tahun ke tahun.
3.
Daerah kantong Asing (The Foreign Enclass)
Perusahaan-perusahaaan asing yang
menggunakan teknologi modal padat modal biasanya terdapat di daerah yang masih
terbelakang. Foreign enclave
mempunyai pengaruh cultural terhadap masyarakat setempat dan cara mereka
bekerja dalam industri sudah menggunakan teknik/alat-alat modern. Dari
keterangan di atas, ada kesimpulan negara sedang berkemabng mempunyai ekonomi
rangkap tiga (triple economies) yaitu
sbb :
a) Perekonomian
subsisten di luar kota / di daerah pedesaan
b) Perekonomian
pasar di daerah dekat kota dan di kota
c) Daerah
kantong “asing” di sekitar kota yang terpisah
B.
Iklim Tropis
Pada
umumnya daerah-daerah terbelakang itu berada di daerah iklim tropis. Hal ini
disebabkan oleh karenanya :
1. Kurangnya
usaha manusia
Iklim panas dan lembab (tropis) akan
melemahkan kegiatan manusia karena iklim inilah memungkinkan mudah untuk hidup
pohon-pohon dan buah-buahan dapat tumbuh dengan baik, serta tidak membutuhkan
bahan bakar bila musim dingin. Jadi manusia tidak banyak berusaha, berbeda
dengan iklim dingin.
2. Banyaknya
penyakit
Misalnya, Selat Panama terdapat penyakit
kuning dan malaria, maka di daerah tersebut belum diberantas penyakit kuning, malaria
dan sebagainya. Masalah yang dihadapi ini adalah kesulitan yang menyebabkan
hambatan pembangunan ekonomi.
3. Keadaan
pertanian yang tidak menguntungkan
Iklim tropis telah membuat kesuburan,
tetapi karena pertumbuhan penduduk lebih cepat maka harus diadakan pengerjaan
pertanian dengan cara yang sistematis. Sebaliknya karena hujan turun terlalu
banyak, yang akan melarutkan zat-zat yang diperlukan untuk kesuburan tanah,
sehingga tanah menjadi miskin.
C.
Kebudayaan yang Tidak Ekonomis
Kebudayaan
yang tidak ekonomis diartikan sebagai sikap adat istiadat/tradisi yang
menghalangi penggunaan penuh tenaga manusia untuk menaikkan tingkat hidupnya.
Jadi tingkat hidup yang lebih tinggi kadang-kadang bertentangan dengan
kehendaknya ujntuk hidup denang memeritahankan kebudayaan atau tradisinya.
Bentuk-bentuk tradisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan
filosofis dan agama
Misalnya adanya takhayul, setiap
tindakan apa saja pasti disertai dengan selamatan dan sebagainya.
2. Status
sosial penduduk.
Kedudukan yang baik bagi negara yang
maju berdasarkan atas kekayaan sedangkan di negara barkembang berdasarkan atas
titel. Jadi orang yang produktif dilapangan industri dan perdagangan belum
tentu mendapat status yang terhormat.
3. Tidak
adanya mobilitas dalam kesempatan kerja
Hal ini disebabkan oleh adanya
kasta-kasta, agama, suku bnagsa, jenis kelamin dan sebagainya. Misalnya, di
Afrika dalam suatu pertambangan suatu pekerjaan sudah di monopoli suatu bangsa
tertentu. Orang dari kasta terendah tidak boleh menduduki tempat-tempat /
kedudukan tertentu.
4. Peranan
keluarga
Bila seorang laki-laki menikah, lalu
istrinya dibawa ikut dengan orang tuanya dan hidup bersama di situ, kemudian
beranak dan seterusnya. Akibatnya, pendapatan keluarga di bagi-bagi lebih
banyak anggota keluarga. Kadang-kadang si lelaki pergi ke kota cari pekerjaanya
dan menitipkan keluarganya pada orang tuanya. Hal ini adalah suatu masalah
tradisi keluarga.
5. Cengkeraman
kebiasaan
Semua kegiatan dijalankan atas kebiasaan
yang turun temurun. Suatu keinginan menaikkan dan memperkenalkan panenan baru.
Cara-cara dan alat pertanian masih seperti yang dilakukan nenek moyangnya,
meskipun alat-alat modern sudah ada tapi ditentang oleh orang yang masih taat
pada adat kebiasaan. Tidak akan ada kemajuan bila tidak ada perubahan, tidak
ada perubahan bila tidak ada percobaan-percobaan dan tidak ada percobaan bila
adat kebiasaan itu masih kuat dan tidak mau di ubah sedikitpun.
6. Penggunaan
uang terbatas
Penggunaan uang sangat terbatas, bila
pendapatan melebihi semua tingkat tertentu, kegunaan (total utility) akan turun
dengan cepat, artinya uang tidak banyak lagi kegunaanya. Di negara sedang
berkembang bila kelebihan hasil panenan baisanya tidak segara dijual melainkan
disimpan sendiri. Jadi dorongan mendapatkan uang banyak lebih banyak itu
kurang. Berbeda di negara maju, produksi biasanya berdasarkan atas orientasi
perdagangan.
D.
Produktivitas yang Rendah
Rendahnya
produktivitas lebih banyak ditentukan oleh kualitas manusia dan sumber daua
alam yang tersedia di negara berkembang. Mengenai
perbedaan kualitas antara bangsa yang satu dengan yang lain bukan terletak pada
alasan biologis atau sosial saja, tetapi lebih pada adanya perbedaan sejarah,
kebudayaan, keadaan sekitarnya, kesehatan dan pendidikan. Sedangkan syarat yang dibutuhkan untuk
terciptanya produktivitas buruh yang tinggi dalam masyarakat modern adalah bila
penduduk tidak buta huruf, sehat, cukup makan, kuat dan terlatih. Apabila
keadaan penduduknya sudah demikian, maka faktor lain seperti sumber alam akan
tidak begitu penting sebagai kunci perkembangan ekonomi.
E.
Jumlah Kapital Sedikit
Jumlah
kapital di negara yang sedang berkembang merupakan faktor produksi yang langka.
Karena produktivitas tenaga kerja di negara yang sedang berkembang rendah, maka
pendapatann negara juga rendah, sehingga tabungan yang merupakan sumber
pembentukan kapital juga rendah. Hal tersebut dinamakan vicious circle atau lingkaran setan. Rendahnya produktivitas
dikarenakan rendahnya kapital yang tersedia dan sumber daya alam yang belum
diolah maksimal serta keterbelakangan penduduknya. Hal tersebut menyebabkan
rendahnya tingkat investasi baik investasi manusia maupun investasi kapital.
Rendahnya tingkat investasi disebabkan oleh lemahnya permintaan barang dan
rendahnya tabungan. Lemahnya permintaan barang dan tabungan disebabkan karena
pendapatan yang dipengaruhi oleh produktivitas. Hal tersebut akan terus terjadi
dan akan susah dipecahkan, karena semuanya berhubungan.
F.
Perdagangan Luar Negeri
Bagi
negara berembang pada umumnya mengekspor bahan mentah yang mempunyai permintaan
dan penawaran elastis atas perubahan harga yang inelastis. Jadi apabila harga
barang diluar negeri naik atau turun, jumlah ayng ditawarkan tidak dapat
diatambah ataupun dikurangi. Hal tersebut sangat merugikan negara miskin yang
mengekspor bahan mentah. Di Indonesia sendiri hanya memiliki ekspor bahan
mentah, karena sumber daya manusia belum memenuhi untuk melakukan produksi
lebih lanjut yang dapat dijadikan barang jadi. Hal yang sering terjadi adalah
setelah melakukan perdagangan luar negeri, perekonomian negara miskin menjadi
tidak elastis. Sektor ekspor berkembang, sedangkan sektor lain mengalami
ketinggalan, hal ini menyebabkan negara miskin sangat bergantung terhadap
ekspor di negara maju, hal itu dapat membahayakan negara miskin karena sering
terjadi fluktuasi di negara maju.
G.
Ketidaksempurnaan Pasar
Ketidaksempurnaan
pasar ialah seperangkat masalah yang menyangkut immobilitas produksi, harga
yang tidak luwes, tidak memperhatikan keadaan pasar, struktur sosial yang tidak
mudah berubah dan kurang adanya spesialisasi. Semua itu akan menjadi faktor
penghambat bagi alokasi faktor produksi uang optimum. Jadi banyak faktor
produksi yang belum dikerjakan dengan baik.
H.
Kesenjangan Perkembangan
Tujuan
pembangunan adalah meningkatkan pendapatan perkapita
dan mempersempit adanya kesenjangan baik kesenjangan absolut
dan relative( aspek distribusi).
I.
Pengangguran
Underemployment dan disguised unemployment telah bergeser ke kota dalam
bentuk pengganguran terbuka. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
pengangguran di kota adalah:
1. Jumlah tenaga kerja yang besar pindah dari desa ke kota
2. Kota tidak mampu menampung tenaga karena kekurangan faktor
produksi lain (terutama kapital) untuk mngimbangi tenaga kerja yang meningkat
jumlahnya. Pepindahan tenaga kerja ini berhubungan dengan push faktor dan pull
faktor. Push faktor ialah
kekuatan yang mendorong seseorang untuk pindah dari desa ke kota. Push faktor berupa terbatasnya kesempatan kerja di desa, keinginan untuk
pindah didukung transportasi dan pendidikan yang lebih baik. Pull factor ialah kekuatan yang menarik seseorang untuk
pindah dari desa ke kota Pull factors berupa perkembangan industri di kota yang menyediakan upah
yang lebih tinggi daripada di desa serta kota memberikan lebih banyak
kesenangan dan hubungan dibanding dengan desa.
J.
Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan lebih tidak merata
di negara berkembang daripada di negara maju. Trend distribusi pendapatan akan
semakin merata, semakin maju pula suatu perekonomian negara tersebut. Kurva
lorenz dapat menunjukan seberapa merata atau tidaknya distribusi pendapatan
suatu negara.
K.
Tekanan Penduduk
1.
Masalah kelebihan penduduk
Masalah kelebihan penduduk adalah
salah satu faktor penghambat perkembangan ekonomi juga. Masalah ini banyak
dirasakan oleh negara yang sedang berkembang, dan berkembangnya kecepatan
produksi belum dapat mengimbangi kecepatan penambahan penduduk. Di negara yang
sudah maju, pertumbuhan penduduk juga masih tinggi, namun tingkat kematiannya
rendah karena banyak penemuan dalam bidang kesehatan. Di negara berkembang
umumnya juga mengalami masalah kelebihan penduduk yang trdapat pada lingkaran
setan yang akan sulit diputus. Bahaya kelebihan penduduk ini dapat diatasi
dengan cara migrasi, transmigrasi dan mengubah cara hidup
2. Pengawasan
jumlah penduduk
Adanya campur tangan pemerintah
sangat dibutuhkan dalam pengawasan jumlah penduduk. Namun dalam pengurangan
tingkat kelahiran terdapat hambatan. Kelebihan penduduk dapat menekan tingkat
hidup. Di indonesia umunya sudah ada antisipasi untuk mengurangi jumlah
kelahiran dengan sistem keluarga berencana. Namun sebaliknya di Perancis
kekurangan tenaga, oleh karena itu di Perancis yang mempunyai anak bayak akan mendapat
penghargaan dan tunjangan hidup. Karena jumlah manusia dapat menaikkan jumlah
buruh dan akan menaikkan tingkat produksi.
3. Masalah
kemanusiaan
Banyak yang menjadi hambatan dalam pembangunan ekonomi termasuk faktor
manusia itu sendiri. Penyesuaian sikap-sikap terhadap perkembangan ekonomi
merupakan satu-satunya faktor yang terpenting dalam mendorong perkembangan
ekonomi.
L.
Tanah dan Penggunaannya
Sebagian besar
penduduk negara berkembang bekerjadi bidang pertanian. Pada umumnya
produktivitas per orang yang bekerka di sektor ini sangat rendah. Hal ini
disebabkan oleh berbagai macam faktor yang berkaitan dengan keadaan negara
terbelakang atau yang sedag berkembang, misalya kapital yang rendah, penggunaan
alat-alat produksi yang masih primitif, tidak cukup menggunakan pupuk teknik
produksi yang tidak efisien dan pemilikan tanah sempit. Karena keadaan tersebut
tanah akan mempunyai hasil lebih rendah meskipun keadaan alam relatif lebih
baik daripada keadaan alam di negara-negara maju.
1.
Sistem sewa tanah secara tradisional
Produktifitas rendah tersebut juga
disebabkan karena sistem sewa tanah secara tradisional (feodal), yakni penyewa
tanah tidak punya dorongan untuk memperbaiki atau menjaga kesuburan tanah,
meskipun mereka tahu bagaimana mengerjakannya. Setiap kenaikan produksi hanya
akan menguntungkan tuan tanah saja, dan bagi petani tidak akan mendapatkan
kenaikan hasil apa-apa, sehingga daya beli mereka tetap rendah dan merupakan
penghalang bagi industrialisasi selanjutnya. Selain itu, tanah-tanah di negara terbelakang
digunakan untuk perkebunan-perkebunan asing yang ditujukan untuk ekspor, dan
orang-orang yang bekerja relatif mendapat penghasilan yang lebih tinggi
daripada petani pada umumnya. Tetapi bila depresi terjadi maka ekspor terpaksa
berhenti dan mereka terpaksa berhenti bekerja, seingga terdapat ketidakpastian.
2.
Land Reform – Teori dan Praktek
Tanah-tanah luas yang dimiliki
perseorangan juga menyebabkan tingkat produksi yang rendah karena penggarapan
tanah yang terlalu luas hanya membuahkan ketidakefisienan. Land reform membagi
tanah lebih adil dan dengan dihapuskannya pemilikan tanah luas maka akan
terdapat keseimbangan baik di bidang ekonomi maupun politik. Dari segi ekonomi
makro mungkin akan terjadi penuruna hasil-hasil pertanian bagi penduduk kota,
karena konsumsi bahan makanan oleh petani-petani itu biasanya tinggi. Sekali
mereka dibebaskan dari pembayaran sewa yang tinggi, yang berarti ada kenaikan
penghasilan, maka jumlah bahan makanan untuk kota-kota dan ekspor akan
berkurang juga karena meningkatnya konsumsi bahan makan di sektor pertanian.
Land reform karenanya dapat menyebabkan kesulitan dalam Neraca Pembayaran
Internasional. Jadi, land reform adalah pembagian hak milik tanah luas diantara
para petani, dengan atau tanpa kompensasi bagi pemilik yang lama.
M.
Pembangunan Masyarakat Desa
Penduduk merupakan
faktor produksi utama yang tersedia di negara-negara yang relatif terbelakang
dan juga merupakan faktor yang berlebihan. Karena itu mobilisasi
kekuatan-kekuatan penduduk ini untuk kegiatan-kegiatan dalam bidang ekonomi,
sosial dan kebudayaan akan sangan baik dan dengan cara yang sesuai dengan
masyarakat disitu akan menghasilkan suatu kemajuan pesat. Pembangunan
masyarakat desa dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana orang-orang disitu
bersama dengan pejabat-pejabat pemerintah berusaha untuk memperbaiki keadaan
perekonomian, sosial dan kebudayaan dalam amsyarakat yang bersangkutan,
mengintegrasikan masyarakat ini dalam kehidupan bangsa dan dapat membantu
bangsa dan negara. Pembangunan masyarakat desa meliputi 2 unsur yaitu: ikut
sertanya penduduk sendiri dalam usaha untuk memperbaiki tingkat hidupnya dengan
inisiatif mereka sendiri dibarengi dengan bantuan-bantuan teknik serta
lain-lain bantuan sedemikian rupa sehinggga memajukan inisiatif mereka untuk
berusaha sendiri dan saling membantu. Dalam beberapa hal pembangunan masyarakat
desa itu dimulai dari satu sektor yang kemudian sedikit demi sedikit meliputi
sektor-sektor lain yang lebih luas. Pembangunan masyarakat desa mempunyai peranan
dalam membentuk kapital yang merupakan gatra penting dipandang dari sudut
pembangunan ekonomi. Diluar rangka program pembangunan mayarakat desa,
kelebihan tenaga kerja dapat digunakan dengan cara yang sama seperti
Pembangunan Masyarakat Desa untuk investasi yaitu untuk mengerjakan
proyek-proyek raksasa, dimana tenaga-tenaga tidak terdidik dapat digunakan
untuk mengganti alat-alat mesin yang diimpor dengan sangat mahal, sehingga
dapat menghemat devisa.
N.
Tabungan dalam Negeri dan Pembentukan Kapital
Kurang adanya dan
kurang mencukupinya tabungan dalam negeri untuk investasi merupakan penghalang
utama bagi perkembangan perekonomian yang cepat. Perbaikan tingkat hidup secara
terus menerus dalam waktu lama hanya dapat dijamin dengan ekspansi kapasitas produksi
yang sebagian besar tergantung pada luasnya pembentukan modal. Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi umumnya hanya terdapat di negara-negara yang
sebagian besar dari hasil nasionalnya diinvestasikan. Kapital dari luar negeri
pada umumnya berbentuk investasi swasta, hadiah-hadiah dan pinjaman negara yang
sangat membantu negara sedang berkembang menuju ke tingkat pertumbuhan yang
ditopang sendiri (self sustaining growth).
1.
Tabungan
Untuk menaikkan tabungan
harus mengurangi konsumsi yang ada, maka untuk membiayai investasi,
persoalannya ialah mana yang lebih baik dengan tabungan swasta atau dengan
pajak. Jika memakai pajak maka tidak saja menjadikan rakyat miskin tetapi juga
rakyat akan merasa miskin. Sedangkan jika tabungan, akan membuat mereka lebih
kaya dan hasrat berkonsumsi (propensity to consume) nantinya akan bertambah.
Sebaliknya pajak merupakan sumber tambahan yang baik bagi investasi, tetapi
hanya bila diterapkan pada pendapatan yang dibelanjakan (tidak ditabung). Tabungan
di negara sedang berkembang relatif lebih rendah karena rendahnya tingkat
pendapatan, dan ini karena rendahnya produktivitas penduduk. Juga secara
psikologis penduduk tidak banyak yang mau menabung karena sering terjadi
inflasi dan devaluasi serta kekurangan lembaga yang dapat menampung simpanan
itu. Untuk menaikkan tabungan penduduk dan penggunaan tabungan-tabungan itu
untuk investasi produktif diperlukan adanya lembaga-lembaga kredit dan tabungan
yang cukup, terutama diperlukan sistem Bank yang efisien. Bank-bank harus diorganisir
sedemikian rupa sehingga dapat menarik tabungan sebanyak mungkin dari
masyarakat dan membagikannya dalam bentuk kredit terutama pada petani-petani
dan pedagang-pedagang kecil yang biasanya menderita karena kekurangan
fasilitas-fasilitas kredit.
Sistem perbankan yang baik memerlukan
beberapa syarat berikut:
a) Bank harus mempunyai modal minimum yang cukup tinggi
b) Semua bank sebaiknya merupakan subordinasi daripada Bank Sentral
c) Bank-bank tersebut Hrus menahan atau mempunyai persediaan minimum dalam bentuk
kas atau deposito pada Bank Sentral yang dapat mengubah rasio cadangan sehingga
bank-bank dapt memperluas kredit atau
memaksa mereka membatasi pemberian kredit.
d) Bank Sentral hedaknya mampu mengadakan pengawasan terhadap pemilihan
kredit, misalnya membatasi atau melarang untuk spekulasi dan untuk konsumsi dan untuk impor-impor barang yang
tidak perlu.
e) Lamanya pinjaman bank harus dibatasi dan pinjaman jangka panjang tidak
boleh diberikan boleh diberikan oleh Bank-bank umum.
f) Pinjaman jangka sedang yaitu
pinjaman berjangka waktu antara satu sampai lima tahun untuk pembelian
alat-alat dapat diberikan tetapi dengan syarat khusus
g) Lembaga-lembaga khusus harus pula diadakan untuk pemberian kredit jangka
panjang kepada pertanian dan industri, tetapi lembaga ini harus pula
bertanggung jawab kepada Bank Sentral.
2.
Pajak
Pajak merupakan suatu metode untuk
menarik dan dari konsumsi dan menjadikannya tersedia bagi investasi yang
produktif. Jika pajak dikenakan terhadap masyarakat maka hal ini akan
mengurangi konsumsi, karena para wajib pajak akan merasa lebih miskin setelah
pendapatannya dikurangi dengan jumlah pajak yang harus dibayar. Hendaknya
diperhatikan bahwa pada prinsipnya antara pajak dan tabungan swasta tidaklah
sama. Dengan pengumpulan pajak atau tabungan pemeerintah memungkinkan
pemerintah membantu investasi swasta guna mencapai tingkat perkembangan yang
dikehendaki dan menyediakan insentif yang diperlukan agar awasta berusaha
semaksimum mungkin untuk meningkatkan produksi dan pembentukan modal.
3.
Inflasi
Inflasi merupakan cara yang menarik
sebagai alat pembelanjaan pembangunan, juga semacam pajak tak tampak yang
mengurangi konsumsi dengan menaikkan harga-harga barang dan jasa. Metode ini
baik pada permulaan tetapi untuk jangka panjang akan membawa penderitaan bagi
mereka yang berpendapatan tetap. Bahaya-bahaya hyper inflation adalah adanya
pengrusakan dalam alokasi faktor-faktor produksi, pengrusakan kegiatan-kegiatan
produksi, pengrusakan struktur upah dan harga,
serta mengembangkan kegiatan spekulasi. Indutri ekspor terhalang karena
kenaikan biaya produksi di dalam negeri dan timbulnya disparitas harga. Di
negara belum maju, cara tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena
kalau ada ekspansi kredit tentu akan ada inflasi, sebab faktor-faktor produksi
lainnya belum tersedia dan pengendalian inflasi sukar dilakukan.
O.
Kewiraswastaan
Wiraswasta
dalam Teori Ekonomi
Ekonom
klasik memandang wiraswasta dalam hubungannya dengan risiko dan keuntungan. Ia
menanggung risiko yang tidak terbatas, yang hal ini memungkinkan ia untuk
menerima keuntungan yang tidak terbatas pula. J. S. Mill berpendapat bahwa
wiraswsata adalah penanggung risiko dan pemimpin yang dapat mengambil keputusan
untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin. J. A. Schumpeter menekankan
pentingnya wiraswasta untukmemperkenalkan inovasi. Inovasi dapat berupa
penurunan biaya, pembukaan pasar baru, atau menemukan metode baru. Sedangkan
Charles P. Kindleberger mempelajari
bahwa berhasilnya perusahaan- perusahaan besar di Jerman disebabkan
adanya spesialisasi yang luas akan tenaga wiraswasta.
Kewiraswastaan
pada Perekonomian Kapitalis
Dalam
sistem ekonomi bebas adanya wiraswasta tegantung pada tingkat keuntungan dan
iklim atau suasana sosial. Untuk memperoleh keuntungan pada tingkat yang dianggap
cukup dengan mengingat tingkat bunga dan besarnya risiko merupakan syarat
penting untuk menarik wiraswasta. Perbedaan iklim sosial di Perancis dan
Inggris menunjukkan hasil output yang berbeda. Di Perancis kesuksesan dalam
perdagangan kian lama tidak lagi menarik, karena bagi bangsa Perancis pekerjaan
di bidang politik dan pemerintahan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam
masyarakat daripada pekerjaan di bidang perdagangan. Sikap semacam ini
mengurangi kualitas wiraswasta yang mau dan mampu mengerjakan sesuatu yang baru
dan juga kapital untuk itu makin berkurang. Baru setelah ada pasaran bersama,
timbul adanya persaingan yang lebih banyak dihadapkan pada tradisi- tradisi
masyarakat Perancis, dan mereka sadar bila tidak berusaha betul- betul mereka
akan bangkrut. Oleh karena itu lalu diadakan perbaikan- perbaikan dalam
perdagangan dan usaha Perancis, terutama industri- industri kecil di daerah-
daerah.
Kewiraswastaan
pada Perekonomian yang Dikuasai Pemerintah
Di
negara dimana perekonomian seluruhnya diawasi dan dikuasai oleh pemerintah,
wiraswasta yang kreatif dan berinovasi disentralisir dalam badan- badan
pemerintahan bagian perencanaan. Industri yang membuat barang- barang menerima
prioritas pertama dalam menentukan atau membagi investasi. Penggunaan metode
teknik yang paling efisien selalu ditekankan. Agar para wiraswasta tetap giat
bekerja, mereka diberi semacam bonus bagi mereka yang menemukan sesuatu
sehingga semangat kerja mereka tetap tinggi.
Kewiraswastaan
di Negara Sedang Berkembang
Wiraswasta
pada negara berkembang sebaiknya tidak saja dalam bidang perdagangan dan jasa,
tetapi juga dalam bidang bangunan- bangunan. Umumnya negara berkembang
kekurangan wiraswasta dalam bidang industri manufaktur. Kekurangan ini terutama
disebabkan oleh keadaan sosial kebudayaan dan politik sebagaimana Schumpeter
menyatakan ini sebagai iklim sosial. Kurangnya pengetahuan sebagai manajer yang
perlu bagi berhasilnya usaha- usaha industri modern dan kurangnya penghargaan
terhadap proyek- proyek manufaktur jangka panjang. Karena di negara sedang
berkembang peranan swasta diharapkan banyak menyumbang untuk perkembangan
ekonomi, maka harus selalu ditimbulkan kelas wiraswasta yang kreatif dan
dinamis. Misalnya diberi kelonggaran untuk mengusahakan sesuatu, dibantu dan
diberi fasilitas secukupnya, agar mereka belajar untuk mengorganisir dan
memimpin usaha yang besar dan kompleks.
Pada
tingkat perkembangan ekonomi yang sudah tinggi mungkin negara tersebut
mengalami kesulitan Neraca Pembayaran Internasional, sehingga hendaknya
dilarang impor barang- barang konsumsi yang tidak penting. Cara untuk mendorong
industri agar berkembang dapat melalui pendirian gedung pabrik oleh pemerintah
dengan fasilitas- fasilitas yang diperlukan untuk industri. Dan juga menciptakan
organisasi untuk program latihan tenaga kerja yang disesuaikan dengan keperluan
atau kebutuhan khusus untuk industri- industri abru yang akan didirikan, dan
pembebasan pajak atas impor alat- alat kapital dan bahan mentah yang diperlukan
akan dapat mendorong timbulnya industri- industri baru.
P.
Prioritas dalam Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga menjamin
penggunaan faktor-faktor produksi yang sebaik-baiknya. Pemilihan kebijaksanaan
pembangunan harus ditentukan atas dasar sifat dan tujuan yang berbeda-beda yang
hendak dicapai seperti tambahnya pendapatan perkapita, hapusnya pengangguran,
mencapai Neraca Pembayaran Internasional yang seimbang dan tidak tergantung
pada pasar luar negeri baik untuk bahan-bahan dasar maupun hasil produksinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijaksanaan ekonomi hendaknya disesuaikan
dengan kepentingan komparatif masing-masing tujuan yang ditentukan oleh
struktur dan sistem penilaian dari masing-masing negara yang bersangkutan. Karena
prioritas berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain, maka politik
pembangunan juga berbeda-beda. Teknik pembangunan yang teliti merupakan bagian
dari politik pembangunan dan dapat menjadi petunjuk dalam pemilihan
proyek-proyek atau kegiatan yang cocok. Prinsip pokok pembangunan yang rasional
adalah untuk menjamin penggunaan faktor produksi yang ada dengan cara yang paling
efektif, terutama karena kelangkaan faktor produksi seperti halnya dengan
kapital.
1. Industri
atau pertanian?
Beberapa ahli menyarankan bahwa prioritas investasi di negara berkembang hendaknya
bersifat “menghemat modal”. Mula-mula hendaknya ditekankan pada kenaikan
produksi pertanian, karena bidang ini hanya nmembutuhkan relatif sedikit kapital
dengan memperkenalkan cara-cara atau metode baru. Titik berat pada produksi
pertanian akan menjamin naiknya pendapatan di desa-desa yang berarti naiknya
pendapatan rakyat. Setelah keahlian dan kapital dalam negeri sedikit demi
sedikit meningkat, setelah pasar dalam negeri menjadi cukup luas dan semua
fasilitas-fasilitas tambahan telah berkembang, maka tiba waktunya untuk
mendirikan industri-industri barang kapital yang bersifat padat modal lebih
kompleks.
2.
Perlahan-lahan
atau besar-besaran (Gradual ataukah Big-Push)
Keberatan pokok untuk pembangunan secara gradual terletak
pada kurangnya keuntungan atau manfaat eksterrnal di negara-negara berkembang.
Keuntungan ekonomis eksternal ini terutama ditemukan pada fasilitas prasarana
umum seperti pengangkutan, tenaga listrik, perumahan yang membuka investasi
dalam kegiatan lain.
Agar suatu perekonomian dapat berkembang maka menurut
Rosenstein Rodan harus ada 3 faktor, yaitu tersedianya social overhead capital,
sifat komplementer dari permintaan serta adanya tabungan. Apabila pembangunan dilakukan secara
perlahan-lahan maka akan sukar didapat ketiga faktor tersebut secara bersamaan.
Sedangkan apabila dilakuka secara Big-Push ketiga faktor tersebut dapat
tercipta secara bersama. Namun dalam pembangunan secara Big-Push diperluka
adanya investasi besar-besaran untuk dapat mengembangkan perekonomian secara
cepat.
3.
Pembangunan
Seimbang ataukah Pembangunan Tidak Seimbang (Balanced Growth atau Unbalanced
Growth)
Menurut Nurkse, pembangunan seimbang sangat penting utuk
menerobos vicios circle dan produktivitas redah. Jadi diadakan investasi
diberbagai sektor. Sedangkan menurut Singer, pembangunan yang seimbang yang
menitikberatkan pada sektor industri dan pertanian telah mengabaikan kenyataan
bahwa dasar pokok pembangunann ekonomi
ialah perubaha yang gradual dari tenaga manusia yang rendah akan
produktivitasnya di sektor pertanian ke sektor industri yang lebih tinggi
produktivitasnya.
Tujuan politik pembangunan adalah menghilangkan keadaan
yang tidak seimbang. Yaityu dengan saling melengkapi ketidakseimbangan sektor
yang lain.
Perkembangan dari masing-masing sektor berbeda-beda,
perkembangan sektor satu dan yang lain saling berpengaruh. Perkembangan sektor-sektor leading didorong
oleh sektor-sektor lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi
dapat dikatakan bahwa kemajuan industri A akan mendorong industri B. Industri B
di dorong maju, maka akan mendorong kemajuan industri C yamg berkembang dan
seterusnya. Dorongan kepada industri-idustri itu menurut Hirschman adalah
karena adanya efek kaitan ke depan (forward linkage effect) dan efek kaitan ke
belakang (backward linkage effect).
4.
Fasilitas
prasarana umum
Transportasi, komunikasi, sumber tenaga listrik adalah
syarat utama bagi peridustrian dan meluasnya produksi ekspor. Jadi peranan
fasilitas prasaraa umum penting bagi pembangunan, sebab dapat memperkecil ICOR
usaha baru. Prasarana umum menjadi dasar bagi perkembangan sektor lain.
Q.
Aspek Internasional dalam Pembangunan
Pembangunan ekonomi akan mengakibatkan perubahan dalam komposisi
perdagangan internasional. Pembangunan negara yang sedang berkembang biasanya
akan diikuti dengan kenaikan impor bagi negara tersebut. Berkembangnya
investasi dicerminkan oleh kenaikan permintaan barang untuk investasi termasuk
mesin dan sebagainya.
Hakikatnya aspek internasional dalam pembangunan internasional dalam
pembangunan ekonomi negara sedang berkembang dalam hubungannya dengan industri
yang telah maju ialah negara berkembang dapat mendatangkan alat kapital dari
negara maju. Kestabilan harga di pasar dunia juga mempengaruhi kegiatan ekspor
negara yang belum maju terutama pada produksi primer. Investasi modal asing
dapat membantu negara sedang berkembang. Tetapi membutuhkan banyak syarat
antara lain adanya kestabilan politik dan keamanaan di negara yang sedang berkembang
tersebut.