Keseimbangan
pada neraca transaksi berjalan sangat berpengaruh dengan kesejahteraan
nasional. Ketidakseimbangan yang parah bisa mengakibatkan munculnya berbagai
tekanan yang selanjutnya memakasa pemerintah membatasi perdagangan
internasionalnya, untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana pengaruh yang
ditimbulkan oleh kebijakan fiskal dan moneter yang sebenarnya diarahkan kepada
sasaran domestik terhadap neraca transaksi berjalan
Kurva
DD-AA menggambarkan sebagai dampak dari kebjijakan makroekonomi terhadap neraca
transaksi berjalan, kemudian XX menunjukkan kombinasi kurs dan output yang
memungkinkan diaturnya neraca transaksi berjalan pada posisi yang diinginkan. Pada
kurva XX, mengarah keatas dikarenakan
bila semua kondisi lainnya tetap dan output akan mengakibatkan naikknya belanja
impor sehingga memperburuk neraca transaksi berjalan terlebih pula apabila
dibarengi dengan depresiasi mata uang domestik. Ketiga kurva tersebut saling
berpotongan di satu titik yakni titik 1, namun perpotongan tersebut tidak harus
berada pada kurva XX. Andaikan Y mengalami kenaikkan di sepanjang DD, maka
peningkatan permintaan domestik terhadap output domestik akan lebih kecil
daripada peningkatan output itu sendiri, karena sebagian pendapatannya ditabung
dan sebagian lagi utuk membelu produk impor. Di sepanjang kurva DD, total
permintaan agregat harus sama dengan penawaran agregat. Untuk mencegah terjadi
penawaran berlebih, maka E harus melonjak disepanjang kurva DD agar permintaan
ekspor lebih tinggi daripada impor.
Dari
dampak ekspansi moneter menggerakkan perekonomian ke titik 2, sehingga
meningkatkan transaksi berjalan. Misalnya saja kenaikkan penawaran uang, akan
menggerakkan ke titik 2, yang artinya memperbesar output dan menimbulkan
depresiasi. Karena titik 2 beara diatas XX, maka kondisi neraca berjalan
membaik karena kebijakan moneter. Dalam jangka pendek, kondisi neraca transaksi
berjalan dapat ditingkatkan dengan kebijakan ekspansi moneter. Namun ekspansi
fiskal menggerakkan perekonomian ke
titik 3, mata uang negara tersebut akan mngalami apresiasi dan pendapatan
meningkat, sehingga neraca transaksi berjalan memburuk. Sedangkan ekspansi
fiskal permanen menimbulkan dampak tambahan, yakni mendorong ke titik 4 yang
berada dibawah XX itu artinya neraca transaksi berjalan dalam keadaan buruk.
Untuk itu kebijakan fiskal temporer akan memperburuk neraca transaksi berjalan.
Pada salah satu kondisi perekonomian entah itu fiskal maupun moneter, neraca
transaksi berjalan merosot.