twitter
rss




Di Negara yang sedang berkembang mempunyai sifat-sifat yaitu pendapatan perkapita rendah, penduduk yang terbelakang, sektor pertanian yang kurang produktif dan tingkat kelahiran yang tinggi. Selain sifat-sifat tersebut diatas, juga terdapat sifat lain yang merupakan penghambat bagi perkemabngan ekonomi, diantaranya adalah sebagai berikut
A.      Dualisme Ekonomi
Dalam suatu negara, di mana di satu pihak di kota-kota perekonomiannya sudah bersifat industri, sedangkan di desa-desa perekonomiannya masih dalam tingkat yang rendah (subsistence). Dualisme ekonomi tersebut meliputi beberapa aspek, yaitu :
1.         Perekonomian Pasar (the market economy)
Perekonomian telah bersifat ekonomi pasar dan banyak menggunakan uang. Tingkat pencaharian masih bersifat sederhana, tetapi sudah berspesialisasi. Barang yang hendak dikonsumsi harus dibeli dengan uang karena mereka tidak dapat membuat barang - barang yang dibutuhkannya. Upah di kota umumnya lebih tinggi dari pada upah di desa. Para petani menanam tanaman yang hasilnya untuk di jual dan untuk tidak konsumsi sendiri, karana pengangkutan masih sukar maka bahan makanan menjadi mahal. Hal ini mengakibatkan meluasnya pasar di daerah terpencil itu sulit.
2.         Perekonomian Subsistence
Perekonomian yang subsistence tidak saja bertindak untuk memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficient). Masyarakat biasanya dalam perdagangan tidak dengan uang, tetapi dengan tukar-menukar barang dengan barang lain (barter). Misalnya, dalam melunasi hutangnya orang-orang desa menerima beras sebagai pelunasannya. Biasanya anak muda desa mencari pekerjaanya di kota-kota. Fasilitas transportasi yang kurang, masyarakat banyak yang buta huruf, dan pada umumnya tidak ada hasrat untuk mengubah hidupnya, sehingga hidupnya statis tanpa mengalami perubahan-perubahan yang besar dari tahun ke tahun.
3.         Daerah kantong Asing (The Foreign Enclass)
Perusahaan-perusahaaan asing yang menggunakan teknologi modal padat modal biasanya terdapat di daerah yang masih terbelakang. Foreign enclave mempunyai pengaruh cultural terhadap masyarakat setempat dan cara mereka bekerja dalam industri sudah menggunakan teknik/alat-alat modern. Dari keterangan di atas, ada kesimpulan negara sedang berkemabng mempunyai ekonomi rangkap tiga (triple economies) yaitu sbb :
a)      Perekonomian subsisten di luar kota / di daerah pedesaan
b)      Perekonomian pasar di daerah dekat kota dan di kota
c)      Daerah kantong “asing” di sekitar kota yang terpisah
B.       Iklim Tropis
Pada umumnya daerah-daerah terbelakang itu berada di daerah iklim tropis. Hal ini disebabkan oleh karenanya :
1.      Kurangnya usaha manusia
Iklim panas dan lembab (tropis) akan melemahkan kegiatan manusia karena iklim inilah memungkinkan mudah untuk hidup pohon-pohon dan buah-buahan dapat tumbuh dengan baik, serta tidak membutuhkan bahan bakar bila musim dingin. Jadi manusia tidak banyak berusaha, berbeda dengan iklim dingin.
2.      Banyaknya penyakit
Misalnya, Selat Panama terdapat penyakit kuning dan malaria, maka di daerah tersebut belum diberantas penyakit kuning, malaria dan sebagainya. Masalah yang dihadapi ini adalah kesulitan yang menyebabkan hambatan pembangunan ekonomi.
3.      Keadaan pertanian yang tidak menguntungkan
Iklim tropis telah membuat kesuburan, tetapi karena pertumbuhan penduduk lebih cepat maka harus diadakan pengerjaan pertanian dengan cara yang sistematis. Sebaliknya karena hujan turun terlalu banyak, yang akan melarutkan zat-zat yang diperlukan untuk kesuburan tanah, sehingga tanah menjadi miskin.
C.      Kebudayaan yang Tidak Ekonomis
Kebudayaan yang tidak ekonomis diartikan sebagai sikap adat istiadat/tradisi yang menghalangi penggunaan penuh tenaga manusia untuk menaikkan tingkat hidupnya. Jadi tingkat hidup yang lebih tinggi kadang-kadang bertentangan dengan kehendaknya ujntuk hidup denang memeritahankan kebudayaan atau tradisinya. Bentuk-bentuk tradisi tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Kesulitan filosofis dan agama
Misalnya adanya takhayul, setiap tindakan apa saja pasti disertai dengan selamatan dan sebagainya.
2.      Status sosial penduduk.
Kedudukan yang baik bagi negara yang maju berdasarkan atas kekayaan sedangkan di negara barkembang berdasarkan atas titel. Jadi orang yang produktif dilapangan industri dan perdagangan belum tentu mendapat status yang terhormat.
3.      Tidak adanya mobilitas dalam kesempatan kerja
Hal ini disebabkan oleh adanya kasta-kasta, agama, suku bnagsa, jenis kelamin dan sebagainya. Misalnya, di Afrika dalam suatu pertambangan suatu pekerjaan sudah di monopoli suatu bangsa tertentu. Orang dari kasta terendah tidak boleh menduduki tempat-tempat / kedudukan tertentu.
4.      Peranan keluarga
Bila seorang laki-laki menikah, lalu istrinya dibawa ikut dengan orang tuanya dan hidup bersama di situ, kemudian beranak dan seterusnya. Akibatnya, pendapatan keluarga di bagi-bagi lebih banyak anggota keluarga. Kadang-kadang si lelaki pergi ke kota cari pekerjaanya dan menitipkan keluarganya pada orang tuanya. Hal ini adalah suatu masalah tradisi keluarga.
5.      Cengkeraman kebiasaan
Semua kegiatan dijalankan atas kebiasaan yang turun temurun. Suatu keinginan menaikkan dan memperkenalkan panenan baru. Cara-cara dan alat pertanian masih seperti yang dilakukan nenek moyangnya, meskipun alat-alat modern sudah ada tapi ditentang oleh orang yang masih taat pada adat kebiasaan. Tidak akan ada kemajuan bila tidak ada perubahan, tidak ada perubahan bila tidak ada percobaan-percobaan dan tidak ada percobaan bila adat kebiasaan itu masih kuat dan tidak mau di ubah sedikitpun.
6.      Penggunaan uang terbatas
Penggunaan uang sangat terbatas, bila pendapatan melebihi semua tingkat tertentu, kegunaan (total utility) akan turun dengan cepat, artinya uang tidak banyak lagi kegunaanya. Di negara sedang berkembang bila kelebihan hasil panenan baisanya tidak segara dijual melainkan disimpan sendiri. Jadi dorongan mendapatkan uang banyak lebih banyak itu kurang. Berbeda di negara maju, produksi biasanya berdasarkan atas orientasi perdagangan.
D.      Produktivitas yang Rendah
Rendahnya produktivitas lebih banyak ditentukan oleh kualitas manusia dan sumber daua alam yang tersedia di negara berkembang. Mengenai perbedaan kualitas antara bangsa yang satu dengan yang lain bukan terletak pada alasan biologis atau sosial saja, tetapi lebih pada adanya perbedaan sejarah, kebudayaan, keadaan sekitarnya, kesehatan dan pendidikan. Sedangkan syarat yang dibutuhkan untuk terciptanya produktivitas buruh yang tinggi dalam masyarakat modern adalah bila penduduk tidak buta huruf, sehat, cukup makan, kuat dan terlatih. Apabila keadaan penduduknya sudah demikian, maka faktor lain seperti sumber alam akan tidak begitu penting sebagai kunci perkembangan ekonomi.
E.       Jumlah Kapital Sedikit
Jumlah kapital di negara yang sedang berkembang merupakan faktor produksi yang langka. Karena produktivitas tenaga kerja di negara yang sedang berkembang rendah, maka pendapatann negara juga rendah, sehingga tabungan yang merupakan sumber pembentukan kapital juga rendah. Hal tersebut dinamakan vicious circle atau lingkaran setan. Rendahnya produktivitas dikarenakan rendahnya kapital yang tersedia dan sumber daya alam yang belum diolah maksimal serta keterbelakangan penduduknya. Hal tersebut menyebabkan rendahnya tingkat investasi baik investasi manusia maupun investasi kapital. Rendahnya tingkat investasi disebabkan oleh lemahnya permintaan barang dan rendahnya tabungan. Lemahnya permintaan barang dan tabungan disebabkan karena pendapatan yang dipengaruhi oleh produktivitas. Hal tersebut akan terus terjadi dan akan susah dipecahkan, karena semuanya berhubungan.
F.       Perdagangan Luar Negeri
Bagi negara berembang pada umumnya mengekspor bahan mentah yang mempunyai permintaan dan penawaran elastis atas perubahan harga yang inelastis. Jadi apabila harga barang diluar negeri naik atau turun, jumlah ayng ditawarkan tidak dapat diatambah ataupun dikurangi. Hal tersebut sangat merugikan negara miskin yang mengekspor bahan mentah. Di Indonesia sendiri hanya memiliki ekspor bahan mentah, karena sumber daya manusia belum memenuhi untuk melakukan produksi lebih lanjut yang dapat dijadikan barang jadi. Hal yang sering terjadi adalah setelah melakukan perdagangan luar negeri, perekonomian negara miskin menjadi tidak elastis. Sektor ekspor berkembang, sedangkan sektor lain mengalami ketinggalan, hal ini menyebabkan negara miskin sangat bergantung terhadap ekspor di negara maju, hal itu dapat membahayakan negara miskin karena sering terjadi fluktuasi di negara maju.
G.      Ketidaksempurnaan Pasar
Ketidaksempurnaan pasar ialah seperangkat masalah yang menyangkut immobilitas produksi, harga yang tidak luwes, tidak memperhatikan keadaan pasar, struktur sosial yang tidak mudah berubah dan kurang adanya spesialisasi. Semua itu akan menjadi faktor penghambat bagi alokasi faktor produksi uang optimum. Jadi banyak faktor produksi yang belum dikerjakan dengan baik.
H.      Kesenjangan Perkembangan
Tujuan pembangunan adalah meningkatkan pendapatan perkapita dan mempersempit adanya kesenjangan baik kesenjangan absolut dan relative( aspek distribusi).
I.         Pengangguran
Underemployment dan disguised unemployment telah bergeser ke kota dalam bentuk pengganguran terbuka. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pengangguran di kota adalah: 
1.  Jumlah tenaga kerja yang besar pindah dari desa ke kota
2.  Kota tidak mampu menampung tenaga karena kekurangan faktor produksi lain (terutama kapital) untuk mngimbangi tenaga kerja yang meningkat jumlahnya.  Pepindahan tenaga kerja ini berhubungan dengan push faktor dan pull faktor. Push faktor ialah kekuatan yang mendorong seseorang untuk pindah dari desa ke kota. Push faktor berupa terbatasnya kesempatan kerja di desa, keinginan untuk pindah didukung transportasi dan pendidikan yang lebih baik. Pull factor ialah kekuatan yang menarik seseorang untuk pindah dari desa ke kota  Pull factors berupa perkembangan industri di kota yang menyediakan upah yang lebih tinggi daripada di desa serta kota memberikan lebih banyak kesenangan dan hubungan dibanding dengan desa. 
J.        Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan lebih tidak merata di negara berkembang daripada di negara maju. Trend distribusi pendapatan akan semakin merata, semakin maju pula suatu perekonomian negara tersebut. Kurva lorenz dapat menunjukan seberapa merata atau tidaknya distribusi pendapatan suatu negara.
K.      Tekanan Penduduk
1.         Masalah kelebihan penduduk
Masalah kelebihan penduduk adalah salah satu faktor penghambat perkembangan ekonomi juga. Masalah ini banyak dirasakan oleh negara yang sedang berkembang, dan berkembangnya kecepatan produksi belum dapat mengimbangi kecepatan penambahan penduduk. Di negara yang sudah maju, pertumbuhan penduduk juga masih tinggi, namun tingkat kematiannya rendah karena banyak penemuan dalam bidang kesehatan. Di negara berkembang umumnya juga mengalami masalah kelebihan penduduk yang trdapat pada lingkaran setan yang akan sulit diputus. Bahaya kelebihan penduduk ini dapat diatasi dengan cara migrasi, transmigrasi dan mengubah cara hidup
2.      Pengawasan jumlah penduduk
Adanya campur tangan pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengawasan jumlah penduduk. Namun dalam pengurangan tingkat kelahiran terdapat hambatan. Kelebihan penduduk dapat menekan tingkat hidup. Di indonesia umunya sudah ada antisipasi untuk mengurangi jumlah kelahiran dengan sistem keluarga berencana. Namun sebaliknya di Perancis kekurangan tenaga, oleh karena itu di Perancis yang mempunyai anak bayak akan mendapat penghargaan dan tunjangan hidup. Karena jumlah manusia dapat menaikkan jumlah buruh dan akan menaikkan tingkat produksi.
3.      Masalah kemanusiaan
              Banyak yang menjadi hambatan dalam pembangunan ekonomi termasuk faktor manusia itu sendiri.            Penyesuaian sikap-sikap terhadap perkembangan ekonomi merupakan satu-satunya faktor yang                    terpenting dalam mendorong perkembangan ekonomi.
L.       Tanah dan Penggunaannya
Sebagian besar penduduk negara berkembang bekerjadi bidang pertanian. Pada umumnya produktivitas per orang yang bekerka di sektor ini sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor yang berkaitan dengan keadaan negara terbelakang atau yang sedag berkembang, misalya kapital yang rendah, penggunaan alat-alat produksi yang masih primitif, tidak cukup menggunakan pupuk teknik produksi yang tidak efisien dan pemilikan tanah sempit. Karena keadaan tersebut tanah akan mempunyai hasil lebih rendah meskipun keadaan alam relatif lebih baik daripada keadaan alam di negara-negara maju.
1.         Sistem sewa tanah secara tradisional
       Produktifitas rendah tersebut juga disebabkan karena sistem sewa tanah secara tradisional (feodal), yakni penyewa tanah tidak punya dorongan untuk memperbaiki atau menjaga kesuburan tanah, meskipun mereka tahu bagaimana mengerjakannya. Setiap kenaikan produksi hanya akan menguntungkan tuan tanah saja, dan bagi petani tidak akan mendapatkan kenaikan hasil apa-apa, sehingga daya beli mereka tetap rendah dan merupakan penghalang bagi industrialisasi selanjutnya. Selain itu, tanah-tanah di negara terbelakang digunakan untuk perkebunan-perkebunan asing yang ditujukan untuk ekspor, dan orang-orang yang bekerja relatif mendapat penghasilan yang lebih tinggi daripada petani pada umumnya. Tetapi bila depresi terjadi maka ekspor terpaksa berhenti dan mereka terpaksa berhenti bekerja, seingga terdapat ketidakpastian.
2.         Land Reform – Teori dan Praktek
       Tanah-tanah luas yang dimiliki perseorangan juga menyebabkan tingkat produksi yang rendah karena penggarapan tanah yang terlalu luas hanya membuahkan ketidakefisienan. Land reform membagi tanah lebih adil dan dengan dihapuskannya pemilikan tanah luas maka akan terdapat keseimbangan baik di bidang ekonomi maupun politik. Dari segi ekonomi makro mungkin akan terjadi penuruna hasil-hasil pertanian bagi penduduk kota, karena konsumsi bahan makanan oleh petani-petani itu biasanya tinggi. Sekali mereka dibebaskan dari pembayaran sewa yang tinggi, yang berarti ada kenaikan penghasilan, maka jumlah bahan makanan untuk kota-kota dan ekspor akan berkurang juga karena meningkatnya konsumsi bahan makan di sektor pertanian. Land reform karenanya dapat menyebabkan kesulitan dalam Neraca Pembayaran Internasional. Jadi, land reform adalah pembagian hak milik tanah luas diantara para petani, dengan atau tanpa kompensasi bagi pemilik yang lama.
M.     Pembangunan Masyarakat Desa
Penduduk merupakan faktor produksi utama yang tersedia di negara-negara yang relatif terbelakang dan juga merupakan faktor yang berlebihan. Karena itu mobilisasi kekuatan-kekuatan penduduk ini untuk kegiatan-kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan akan sangan baik dan dengan cara yang sesuai dengan masyarakat disitu akan menghasilkan suatu kemajuan pesat. Pembangunan masyarakat desa dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana orang-orang disitu bersama dengan pejabat-pejabat pemerintah berusaha untuk memperbaiki keadaan perekonomian, sosial dan kebudayaan dalam amsyarakat yang bersangkutan, mengintegrasikan masyarakat ini dalam kehidupan bangsa dan dapat membantu bangsa dan negara. Pembangunan masyarakat desa meliputi 2 unsur yaitu: ikut sertanya penduduk sendiri dalam usaha untuk memperbaiki tingkat hidupnya dengan inisiatif mereka sendiri dibarengi dengan bantuan-bantuan teknik serta lain-lain bantuan sedemikian rupa sehinggga memajukan inisiatif mereka untuk berusaha sendiri dan saling membantu. Dalam beberapa hal pembangunan masyarakat desa itu dimulai dari satu sektor yang kemudian sedikit demi sedikit meliputi sektor-sektor lain yang lebih luas. Pembangunan masyarakat desa mempunyai peranan dalam membentuk kapital yang merupakan gatra penting dipandang dari sudut pembangunan ekonomi. Diluar rangka program pembangunan mayarakat desa, kelebihan tenaga kerja dapat digunakan dengan cara yang sama seperti Pembangunan Masyarakat Desa untuk investasi yaitu untuk mengerjakan proyek-proyek raksasa, dimana tenaga-tenaga tidak terdidik dapat digunakan untuk mengganti alat-alat mesin yang diimpor dengan sangat mahal, sehingga dapat menghemat devisa.
N.      Tabungan dalam Negeri dan Pembentukan Kapital
Kurang adanya dan kurang mencukupinya tabungan dalam negeri untuk investasi merupakan penghalang utama bagi perkembangan perekonomian yang cepat. Perbaikan tingkat hidup secara terus menerus dalam waktu lama hanya dapat dijamin dengan ekspansi kapasitas produksi yang sebagian besar tergantung pada luasnya pembentukan modal. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi umumnya hanya terdapat di negara-negara yang sebagian besar dari hasil nasionalnya diinvestasikan. Kapital dari luar negeri pada umumnya berbentuk investasi swasta, hadiah-hadiah dan pinjaman negara yang sangat membantu negara sedang berkembang menuju ke tingkat pertumbuhan yang ditopang sendiri (self sustaining growth).
1.        Tabungan
                   Untuk menaikkan tabungan harus mengurangi konsumsi yang ada, maka untuk membiayai investasi, persoalannya ialah mana yang lebih baik dengan tabungan swasta atau dengan pajak. Jika memakai pajak maka tidak saja menjadikan rakyat miskin tetapi juga rakyat akan merasa miskin. Sedangkan jika tabungan, akan membuat mereka lebih kaya dan hasrat berkonsumsi (propensity to consume) nantinya akan bertambah. Sebaliknya pajak merupakan sumber tambahan yang baik bagi investasi, tetapi hanya bila diterapkan pada pendapatan yang dibelanjakan (tidak ditabung). Tabungan di negara sedang berkembang relatif lebih rendah karena rendahnya tingkat pendapatan, dan ini karena rendahnya produktivitas penduduk. Juga secara psikologis penduduk tidak banyak yang mau menabung karena sering terjadi inflasi dan devaluasi serta kekurangan lembaga yang dapat menampung simpanan itu. Untuk menaikkan tabungan penduduk dan penggunaan tabungan-tabungan itu untuk investasi produktif diperlukan adanya lembaga-lembaga kredit dan tabungan yang cukup, terutama diperlukan sistem Bank yang efisien. Bank-bank harus diorganisir sedemikian rupa sehingga dapat menarik tabungan sebanyak mungkin dari masyarakat dan membagikannya dalam bentuk kredit terutama pada petani-petani dan pedagang-pedagang kecil yang biasanya menderita karena kekurangan fasilitas-fasilitas kredit.
       Sistem perbankan yang baik memerlukan beberapa syarat berikut:
a)    Bank harus mempunyai modal minimum yang cukup tinggi
b)   Semua bank sebaiknya merupakan subordinasi daripada Bank Sentral
c)    Bank-bank tersebut Hrus menahan atau mempunyai persediaan minimum dalam bentuk kas atau deposito pada Bank Sentral yang dapat mengubah rasio cadangan sehingga bank-bank dapt memperluas kredit  atau memaksa mereka membatasi pemberian kredit.
d)   Bank Sentral hedaknya mampu mengadakan pengawasan terhadap pemilihan kredit, misalnya membatasi atau melarang untuk spekulasi dan untuk  konsumsi dan untuk impor-impor barang yang tidak perlu.
e)    Lamanya pinjaman bank harus dibatasi dan pinjaman jangka panjang tidak boleh diberikan boleh diberikan oleh Bank-bank umum.
f)      Pinjaman jangka sedang yaitu pinjaman berjangka waktu antara satu sampai lima tahun untuk pembelian alat-alat dapat diberikan tetapi dengan syarat khusus
g)   Lembaga-lembaga khusus harus pula diadakan untuk pemberian kredit jangka panjang kepada pertanian dan industri, tetapi lembaga ini harus pula bertanggung jawab kepada Bank Sentral.
2.        Pajak
       Pajak merupakan suatu metode untuk menarik dan dari konsumsi dan menjadikannya tersedia bagi investasi yang produktif. Jika pajak dikenakan terhadap masyarakat maka hal ini akan mengurangi konsumsi, karena para wajib pajak akan merasa lebih miskin setelah pendapatannya dikurangi dengan jumlah pajak yang harus dibayar. Hendaknya diperhatikan bahwa pada prinsipnya antara pajak dan tabungan swasta tidaklah sama. Dengan pengumpulan pajak atau tabungan pemeerintah memungkinkan pemerintah membantu investasi swasta guna mencapai tingkat perkembangan yang dikehendaki dan menyediakan insentif yang diperlukan agar awasta berusaha semaksimum mungkin untuk meningkatkan produksi dan pembentukan modal.
3.        Inflasi
       Inflasi merupakan cara yang menarik sebagai alat pembelanjaan pembangunan, juga semacam pajak tak tampak yang mengurangi konsumsi dengan menaikkan harga-harga barang dan jasa. Metode ini baik pada permulaan tetapi untuk jangka panjang akan membawa penderitaan bagi mereka yang berpendapatan tetap. Bahaya-bahaya hyper inflation adalah adanya pengrusakan dalam alokasi faktor-faktor produksi, pengrusakan kegiatan-kegiatan produksi, pengrusakan struktur  upah dan harga, serta mengembangkan kegiatan spekulasi. Indutri ekspor terhalang karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri dan timbulnya disparitas harga. Di negara belum maju, cara tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena kalau ada ekspansi kredit tentu akan ada inflasi, sebab faktor-faktor produksi lainnya belum tersedia dan pengendalian inflasi sukar dilakukan.
O.      Kewiraswastaan
         Wiraswasta dalam Teori Ekonomi
Ekonom klasik memandang wiraswasta dalam hubungannya dengan risiko dan keuntungan. Ia menanggung risiko yang tidak terbatas, yang hal ini memungkinkan ia untuk menerima keuntungan yang tidak terbatas pula. J. S. Mill berpendapat bahwa wiraswsata adalah penanggung risiko dan pemimpin yang dapat mengambil keputusan untuk mendapatkan keuntungan setinggi mungkin. J. A. Schumpeter menekankan pentingnya wiraswasta untukmemperkenalkan inovasi. Inovasi dapat berupa penurunan biaya, pembukaan pasar baru, atau menemukan metode baru. Sedangkan Charles P. Kindleberger mempelajari  bahwa berhasilnya perusahaan- perusahaan besar di Jerman disebabkan adanya spesialisasi yang luas akan tenaga wiraswasta.
          Kewiraswastaan pada Perekonomian Kapitalis
Dalam sistem ekonomi bebas adanya wiraswasta tegantung pada tingkat keuntungan dan iklim atau suasana sosial. Untuk memperoleh keuntungan pada tingkat yang dianggap cukup dengan mengingat tingkat bunga dan besarnya risiko merupakan syarat penting untuk menarik wiraswasta. Perbedaan iklim sosial di Perancis dan Inggris menunjukkan hasil output yang berbeda. Di Perancis kesuksesan dalam perdagangan kian lama tidak lagi menarik, karena bagi bangsa Perancis pekerjaan di bidang politik dan pemerintahan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam masyarakat daripada pekerjaan di bidang perdagangan. Sikap semacam ini mengurangi kualitas wiraswasta yang mau dan mampu mengerjakan sesuatu yang baru dan juga kapital untuk itu makin berkurang. Baru setelah ada pasaran bersama, timbul adanya persaingan yang lebih banyak dihadapkan pada tradisi- tradisi masyarakat Perancis, dan mereka sadar bila tidak berusaha betul- betul mereka akan bangkrut. Oleh karena itu lalu diadakan perbaikan- perbaikan dalam perdagangan dan usaha Perancis, terutama industri- industri kecil di daerah- daerah.
           Kewiraswastaan pada Perekonomian yang Dikuasai Pemerintah
Di negara dimana perekonomian seluruhnya diawasi dan dikuasai oleh pemerintah, wiraswasta yang kreatif dan berinovasi disentralisir dalam badan- badan pemerintahan bagian perencanaan. Industri yang membuat barang- barang menerima prioritas pertama dalam menentukan atau membagi investasi. Penggunaan metode teknik yang paling efisien selalu ditekankan. Agar para wiraswasta tetap giat bekerja, mereka diberi semacam bonus bagi mereka yang menemukan sesuatu sehingga semangat kerja mereka tetap tinggi.
           Kewiraswastaan di Negara Sedang Berkembang
Wiraswasta pada negara berkembang sebaiknya tidak saja dalam bidang perdagangan dan jasa, tetapi juga dalam bidang bangunan- bangunan. Umumnya negara berkembang kekurangan wiraswasta dalam bidang industri manufaktur. Kekurangan ini terutama disebabkan oleh keadaan sosial kebudayaan dan politik sebagaimana Schumpeter menyatakan ini sebagai iklim sosial. Kurangnya pengetahuan sebagai manajer yang perlu bagi berhasilnya usaha- usaha industri modern dan kurangnya penghargaan terhadap proyek- proyek manufaktur jangka panjang. Karena di negara sedang berkembang peranan swasta diharapkan banyak menyumbang untuk perkembangan ekonomi, maka harus selalu ditimbulkan kelas wiraswasta yang kreatif dan dinamis. Misalnya diberi kelonggaran untuk mengusahakan sesuatu, dibantu dan diberi fasilitas secukupnya, agar mereka belajar untuk mengorganisir dan memimpin usaha yang besar dan kompleks.
Pada tingkat perkembangan ekonomi yang sudah tinggi mungkin negara tersebut mengalami kesulitan Neraca Pembayaran Internasional, sehingga hendaknya dilarang impor barang- barang konsumsi yang tidak penting. Cara untuk mendorong industri agar berkembang dapat melalui pendirian gedung pabrik oleh pemerintah dengan fasilitas- fasilitas yang diperlukan untuk industri. Dan juga menciptakan organisasi untuk program latihan tenaga kerja yang disesuaikan dengan keperluan atau kebutuhan khusus untuk industri- industri abru yang akan didirikan, dan pembebasan pajak atas impor alat- alat kapital dan bahan mentah yang diperlukan akan dapat mendorong timbulnya industri- industri baru.

P.       Prioritas dalam Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga menjamin penggunaan faktor-faktor produksi yang sebaik-baiknya. Pemilihan kebijaksanaan pembangunan harus ditentukan atas dasar sifat dan tujuan yang berbeda-beda yang hendak dicapai seperti tambahnya pendapatan perkapita, hapusnya pengangguran, mencapai Neraca Pembayaran Internasional yang seimbang dan tidak tergantung pada pasar luar negeri baik untuk bahan-bahan dasar maupun hasil produksinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijaksanaan ekonomi hendaknya disesuaikan dengan kepentingan komparatif masing-masing tujuan yang ditentukan oleh struktur dan sistem penilaian dari masing-masing negara yang bersangkutan. Karena prioritas berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain, maka politik pembangunan juga berbeda-beda. Teknik pembangunan yang teliti merupakan bagian dari politik pembangunan dan dapat menjadi petunjuk dalam pemilihan proyek-proyek atau kegiatan yang cocok. Prinsip pokok pembangunan yang rasional adalah untuk menjamin penggunaan faktor produksi yang ada dengan cara yang paling efektif, terutama karena kelangkaan faktor produksi seperti halnya dengan kapital.
1.                  Industri atau pertanian?
    Beberapa ahli menyarankan bahwa prioritas  investasi di negara berkembang hendaknya bersifat             “menghemat modal”. Mula-mula hendaknya ditekankan pada kenaikan produksi pertanian, karena bidang ini hanya nmembutuhkan relatif sedikit kapital dengan memperkenalkan cara-cara atau metode baru. Titik berat pada produksi pertanian akan menjamin naiknya pendapatan di desa-desa yang berarti naiknya pendapatan rakyat. Setelah keahlian dan kapital dalam negeri sedikit demi sedikit meningkat, setelah pasar dalam negeri menjadi cukup luas dan semua fasilitas-fasilitas tambahan telah berkembang, maka tiba waktunya untuk mendirikan industri-industri barang kapital yang bersifat padat modal lebih kompleks.
2.      Perlahan-lahan atau besar-besaran (Gradual ataukah Big-Push)
Keberatan pokok untuk pembangunan secara gradual terletak pada kurangnya keuntungan atau manfaat eksterrnal di negara-negara berkembang. Keuntungan ekonomis eksternal ini terutama ditemukan pada fasilitas prasarana umum seperti pengangkutan, tenaga listrik, perumahan yang membuka investasi dalam kegiatan lain.
Agar suatu perekonomian dapat berkembang maka menurut Rosenstein Rodan harus ada 3 faktor, yaitu tersedianya social overhead capital, sifat komplementer dari permintaan serta adanya tabungan.  Apabila pembangunan dilakukan secara perlahan-lahan maka akan sukar didapat ketiga faktor tersebut secara bersamaan. Sedangkan apabila dilakuka secara Big-Push ketiga faktor tersebut dapat tercipta secara bersama. Namun dalam pembangunan secara Big-Push diperluka adanya investasi besar-besaran untuk dapat mengembangkan perekonomian secara cepat.
3.      Pembangunan Seimbang ataukah Pembangunan Tidak Seimbang (Balanced Growth atau Unbalanced Growth)
Menurut Nurkse, pembangunan seimbang sangat penting utuk menerobos vicios circle dan produktivitas redah. Jadi diadakan investasi diberbagai sektor. Sedangkan menurut Singer, pembangunan yang seimbang yang menitikberatkan pada sektor industri dan pertanian telah mengabaikan kenyataan bahwa  dasar pokok pembangunann ekonomi ialah perubaha yang gradual dari tenaga manusia yang rendah akan produktivitasnya di sektor pertanian ke sektor industri yang lebih tinggi produktivitasnya.
Tujuan politik pembangunan adalah menghilangkan keadaan yang tidak seimbang. Yaityu dengan saling melengkapi ketidakseimbangan sektor yang lain.
Perkembangan dari masing-masing sektor berbeda-beda, perkembangan sektor satu dan yang lain saling berpengaruh.  Perkembangan sektor-sektor leading didorong oleh sektor-sektor lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi dapat dikatakan bahwa kemajuan industri A akan mendorong industri B. Industri B di dorong maju, maka akan mendorong kemajuan industri C yamg berkembang dan seterusnya. Dorongan kepada industri-idustri itu menurut Hirschman adalah karena adanya efek kaitan ke depan (forward linkage effect) dan efek kaitan ke belakang (backward linkage effect). 
4.      Fasilitas prasarana umum
Transportasi, komunikasi, sumber tenaga listrik adalah syarat utama bagi peridustrian dan meluasnya produksi ekspor. Jadi peranan fasilitas prasaraa umum penting bagi pembangunan, sebab dapat memperkecil ICOR usaha baru. Prasarana umum menjadi dasar bagi perkembangan sektor lain.

Q.      Aspek Internasional dalam Pembangunan
Pembangunan ekonomi akan mengakibatkan perubahan dalam komposisi perdagangan internasional. Pembangunan negara yang sedang berkembang biasanya akan diikuti dengan kenaikan impor bagi negara tersebut. Berkembangnya investasi dicerminkan oleh kenaikan permintaan barang untuk investasi termasuk mesin dan sebagainya.

Hakikatnya aspek internasional dalam pembangunan internasional dalam pembangunan ekonomi negara sedang berkembang dalam hubungannya dengan industri yang telah maju ialah negara berkembang dapat mendatangkan alat kapital dari negara maju. Kestabilan harga di pasar dunia juga mempengaruhi kegiatan ekspor negara yang belum maju terutama pada produksi primer. Investasi modal asing dapat membantu negara sedang berkembang. Tetapi membutuhkan banyak syarat antara lain adanya kestabilan politik dan keamanaan di negara yang sedang berkembang tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar