twitter
rss

1.             Kurva LM menggambarkan kebijakan fiskal. Misalnya saja kebijakan fiskal dalam memberlakukan anggaran, hal tersebut dapat mendorong kurva IS bergeser ke kanan dan hasilnya akan meningkatkan pendapatan nasional. Tetapi cara ini tidak efektif di terapkan, karena apabila kebijakan fiskal diterapkan, Pengeluaran negara naik, dan pendapatan juga ikut naik. Namun seiring dengan itu, bunga pun ikut naik yang disebabkan oleh pendapatan yang naik. Apabila bunga di bank naik, maka tidak akan ada orang yang berminat untuk investasi, dan akan menyebabkan pendapatan negara turun. Oleh karena itu kebijakan fiskal seharusnya tidak diterapkan, karena secara tidak langsung akan merugikan swasta, karena tidak ada investasi, dan hal seperti itu akan memberi dampak buruk pada kesejahteraan masyarakat.


 

2.             Dalam ilmu ekonomi, crowding out adalah fenomena yang terjadi ketika Kebijakan Fiskal menyebabkan suku bunga meningkat, sehingga mengurangi investasi. Perubahan kebijakan fiskal menggeser kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang. Fiskal menggeser kurva IS ke kanan dari IS1 ke IS2. Fiskal meningkatkan pendapatan dari Y1 ke Y2 dan suku bunga naik dari r1 ke r2. Jika tingkat bunga tetap konstan pada i1, pasar barang berada dalam keseimbangan dalaam pengeluaran yang direncanakan (output), tetapi pasar uang tidak lagi dalam keseimbangan.menerapkan kebijakan fiskal dapat mengurangi investasi, karena tingkat bunganya tinggi yang didorong oleh kenaikan pendapatan. Crowding out terjadi kareena penambahan pengeluaran pemerintah yang didapatkan dengan cara pemberlakuan kebijakan fiskal sehingga efeknya menjadi nol, karena penambahan pengeluaran pemerintah dibarengi dengan penurunan investasi swasta.




3.      Menurut kaum monetaris, kebijakan fiskal menyebabkan crowding out. Menurut orang moneteris kebijakan fiskal hanya akan mengakibatkan “Crowding Out” karena menurut mereka kebijakan makroekonomi aktif seperti kebijakan fiskal dan moneter hanya akan membuat keadaan perekonomian menjadi lebih buruk.  Bahkan secara ekstrim mereka mengatakan bahwa “kebijakan makroekonomi yang aktif itu lebih merupakan bagian dari masalah, dan bukan bagian dari solusi”. Dengan perkataan lain, kaum moneteris menghendaki suatu peran atau campur tangan pemerintah yang seminimum mungkin di dalam perekonomian. Kebijakan fiskal itu sendiri memiliki pengaruh sistematis yang sangat kecil, baik terhadap pendapatan nasional riil maupun pendapatan nasional nominal; dan bahwa kebijakan fiskal (fiscal policy) bukanlah suatu sarana atau alat stabilisasi yang efektif. Misa1nya dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dalam mengatasi pengangguran, kub Keynesian lebih menyukai kebijaksanaan fiskal yang bersifat ekspansif. Sebaliknya kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yang kontraktif. Intenvensi pemerintah untuk meningkatkan output dengan menggunakan kebijaksanaan fiskal tidak disenangi Friedman Misalnya ada usaha untuk meningkatkan output dengan menurunkan pajak. Menurut Keynesian langkah ini akan meningkatkan output. Dalam ”Bahasa” kurva IS-LM yang dikembangkan Keynesian, hal ini terjadi karena penurunan dalam pajak akan mendorong kurva IS bergerak ke kanan. Tetapi menurut kaum moneteris hal seperti ini tidak akan terjadi, sebab dalam perekonomian yang sudah memanfaatkan sumber daya secara penuh maka kurva LM berbentuk tegak lurus,dampak dan pergeseran kurva IS tidak akan memberi pengaruh pada output sehingga akan terjadi keadaan crowding-out effect. Itulah pandangan kaum moneteris yang menyatakan bahwa kebijakan fiskal akan menimbulkan crowding out.



Keseimbangan pada neraca transaksi berjalan sangat berpengaruh dengan kesejahteraan nasional. Ketidakseimbangan yang parah bisa mengakibatkan munculnya berbagai tekanan yang selanjutnya memakasa pemerintah membatasi perdagangan internasionalnya, untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan fiskal dan moneter yang sebenarnya diarahkan kepada sasaran domestik terhadap neraca transaksi berjalan

Kurva DD-AA menggambarkan sebagai dampak dari kebjijakan makroekonomi terhadap neraca transaksi berjalan, kemudian XX menunjukkan kombinasi kurs dan output yang memungkinkan diaturnya neraca transaksi berjalan pada posisi yang diinginkan. Pada kurva XX,  mengarah keatas dikarenakan bila semua kondisi lainnya tetap dan output akan mengakibatkan naikknya belanja impor sehingga memperburuk neraca transaksi berjalan terlebih pula apabila dibarengi dengan depresiasi mata uang domestik. Ketiga kurva tersebut saling berpotongan di satu titik yakni titik 1, namun perpotongan tersebut tidak harus berada pada kurva XX. Andaikan Y mengalami kenaikkan di sepanjang DD, maka peningkatan permintaan domestik terhadap output domestik akan lebih kecil daripada peningkatan output itu sendiri, karena sebagian pendapatannya ditabung dan sebagian lagi utuk membelu produk impor. Di sepanjang kurva DD, total permintaan agregat harus sama dengan penawaran agregat. Untuk mencegah terjadi penawaran berlebih, maka E harus melonjak disepanjang kurva DD agar permintaan ekspor lebih tinggi daripada impor.

Dari dampak ekspansi moneter menggerakkan perekonomian ke titik 2, sehingga meningkatkan transaksi berjalan. Misalnya saja kenaikkan penawaran uang, akan menggerakkan ke titik 2, yang artinya memperbesar output dan menimbulkan depresiasi. Karena titik 2 beara diatas XX, maka kondisi neraca berjalan membaik karena kebijakan moneter. Dalam jangka pendek, kondisi neraca transaksi berjalan dapat ditingkatkan dengan kebijakan ekspansi moneter. Namun ekspansi fiskal menggerakkan  perekonomian ke titik 3, mata uang negara tersebut akan mngalami apresiasi dan pendapatan meningkat, sehingga neraca transaksi berjalan memburuk. Sedangkan ekspansi fiskal permanen menimbulkan dampak tambahan, yakni mendorong ke titik 4 yang berada dibawah XX itu artinya neraca transaksi berjalan dalam keadaan buruk. Untuk itu kebijakan fiskal temporer akan memperburuk neraca transaksi berjalan. Pada salah satu kondisi perekonomian entah itu fiskal maupun moneter, neraca transaksi berjalan merosot. 


Pengaruh pergeseran kebijakan secara permanen akan berdampak pada 2 hal yaitu mempengaruhi nilai suatu instrumen kebijakan pemerintah dan juga mempengaruhi kurs dalam jangka panjang. Dampak yang kedua menjadifokus perhatian karena perubahan kurs jangka panjang akan mempengaruhi perkiraan atau harapan kurs dimasa mendatang. Karena perubahan perkiraan tersebut sanagt berpengaruh terhadap kurs jangka pendek yang tengah berlaku, maka akibat dari pergeseran kebijakan secara permanen akan sangat berbeda dengan dampak yang ditimbulkan oleh pergeseran kebijakan secara temporer.
Untuk memahami bagaimana dampak jangka panjang yang ditimbulkan adanya pergeseran kebijakan secara permanen, terlebih dulu kita harus mengasumsikan bahwa perekonomian pada awalnya berada pada posisi keseimbangan jangka panjang dan konsidi lainnya tetap(cateris paribus). Dengan asumsi yang demikian maka perekonomian pada awalnya berada pada kondisi full employment dengan kurs jangka panjang yang baik dan tidak disertai perubahan perkiraan kurs, selain itu ada satu hal lain yang perlu di ingat bahwa pada awalnya suku bunga domestik sama dengan suku bunga luar negeri(R=R*).
Kenaikan Penawaran Uang Secara Permanen







         
Kenaikan penawaran uang, meskipun bersifat temporer tetap saja mengakibatkan keseimbangan pasar aset bergeser ke atas. Tetapi jika kenaikan penawaran bersifat permanen maka hal ini tidak hanya membawa pengaruh terhadap keseimbangan pasar aset, tetapi juga akan mempengaruhi perkiraan kurs dimasa mendatang. Karena kenaikan penawaran secara permanen menyebabkan keseimbangan pasar aset bereser ke atas, maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan kurs secara proporsional, dan karena hal inilah yang juga mengakibatkan perkiraan kurs dimasa mendatang meningkat secara proporsional.
Karena kenaikan penawaran yang bersifat permanen diiringi dengan kenaikan perkiraan kurs dimasa mendatang, maka pergeseran ke atas dari titik AA1 ke titik AA2 akan lebih besar dari pada pergeseran yang ditimbulkan oleh kenaikan yang sama besarnya namun hanya bersifat sementara. Pada titik keseimbangan yang baru, yaitu pada titik 2 kenaikan Y dan E lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan Y dan E yang berasal dari kenaikan penawaran uang yang bersifat temporer (titik 3).
Proses Penyesuaian Terhadap Kenaikan Penawaran Uang Secara Permanen
Kenaikan penawaran uang yang bersifat permanen, ternyata tidak diseimbangkan kembali oleh bank sentral, oleh karena itu, bagaimana dampaknya ke depan masih dipertanyakan. Pada kurva diatas, titik 2 merupakan titik keseimbangan di atas tingkat full employment yang berarti mesindan manusia bekerja lembur, tingkat harga akan terdorong karena para pekerja menuntut kenaikan upah dan para produsenpun akan menaikkan harga untuk menutupi peningkatan biaya produksi. Meski kenaikan penawaran uang akan sebanding dengan harga-arga nominal, namun hal ini tetap berpengaruh terhadap output. Adanya tekanan inflasi yang muncul setelah adanya kenaikan penawaran uang secara permanen akan mendorong tingkat harga menuju nilai jangka panjangnya yang baru dan mengembalikan perekonomian ke kondisi full employent.



Untuk memahami proses penyesuaian kembali pada kondisi full employment perhatikan kurva diatas. Bila kondisi output lebih besar dari pada tingkat full employment(YF), dan faktor-faktor produksi bekerja lembur, tingkat harga atau Pakan meningkat untuk mengimbangi peningkatan biaya produksi. Meskipun kurva AA dan DD di dasarkan pada asumsi bahwa tingkat harga selau konstan, bisa dilihat pada kurva diatas bahwa kenaikan harga(P) disebabkan oleh pergeseran kedua kurva itu. Kenaikan P akan membuat produk domestik relatif lebih mahal dari pada produk luar negeri sehingga hal ini akan melesukan ekspor dan lebih mendorong impor. Adanya kenaikan harga menyebabkan pergeseran kurva DD1,  dan karena hal ini kenaikan tingkat harga secara terus-menerus akan mengurangi permintaan uang riil sehingga keseimbangan AA2 juga akan bergeser ke kiri. Keseimbangan AA dan DD akan berhenti bergeser apabila sudah mencapai titik full emlployment(YF)  dengan catatan tingkat output yang terjadi berbeda dengan YF sehingga harga akan terus berubah dan mendorong keseimbangan pada titik 3. Meskipun keseimbangan tidak sepenuhnya bergeser ke posisi semula yang disebabkan E secara permanen sudah lebih tinggi setelah terjadinya kenaikan secara permanen dalam penawaran uang, persentase kenaikannya akan sebanding dengan persentase kenaikan penawaran uang.
Jika diperhatikan dengan seksama sepanjang jalur penyesuaian antara keseimbangan jangka pendek (pada titik 2) dan keseimbangan jangka panjang(titik 3), bisa dilihat mata uang dalam negeri mengalami apresiasi. Kondisi seperti in disebut dengan fenomena lonjakan kurs yakni tanggapan awal yang diberikan oleh kurs terhadap suatu perubahan lebih besar dari pada dampak jangka panjangnya.
Ekspansi Fiskal yang Permanen
Ekspansi fiskal yang permanen akan menimbulkan dampak langsung terhadap pasar output, dan juga akan mempengaruhi pasar aset melalui perkiraan kurs jangka pendek

           

Sebagai akibat adanya ekspansi fiskal yang permanen, perkiraan kurs akan berubah dan menyebabkan pergeseran dari AA1 ke AA2. Serta membuat DD1 bergeser ke kanan. Ha ini akan mempengaruhi output, jika perekonomian pada awalnya berada pada keseimbangan jangka panjangnya. Sedangkan ekspansi fiskal temporer yang sama besarnya dengan ekspansi fiskal permanen akan mendorong perekonomian menuju titik keseimbangan 3. Dari gambaran kurva diatas diketahui bahwa ekspansi fiskal sebenarnya tidak memi berikuberi pengaruh yang berarti terhadap output, dengan logika seperti berikut:
1.      Tahap pertama, karena ekspansi fiskal tidak mempengaruhi penawaran uang, maka tingkat hara jangka panjang tidak akan terpengaruh.
2.      Tahap kedua, adanya asumsi bahwa keadaan perekonomian pada awalnya adalah berada pada keseimbangan jangka panjang dimana suku bunga domestik akan sama dengan suku bunga luar negeri yang dibarengi dengan output yang sama dengan YF. Perlu juga diperhatikan bahwa ekspansi fiskal tidak akan mengubah penawaran uang riil baik secara numerik maupun relatif.
3.      Di misalkan output naik hingga melebihi kondisi full employment, karena dalam jangka pendek penawaran uang riil tidak mengalami perubahan sedangkan suku bunga domestik akan melampaui suku bunga luar negeri untuk mempertahankan keseimbangan dalam pasar uang. Sebagai akibat tidak berubahnya suku bunga luar negeri, maka setiap kenaikan output di atas full employment akan menimbulkan depresiasi di dalam negeri.
4.      Ada yang salah dari kesimpulan berikut: tingkat harga jangka panjang tidak terpengaruh oleh ekspansi fiskal, sehingga masyarakat akan memperkirakan terjadinya depresiasi nominal mata uang domestik yang erhubungan dengan adanya perubahan kebijakan tersebut apabila mata uang itu mengalami depresiasi riil seiring dengan kembalinya perekonomian ke titik keseimbangan jangka panjangnya. Depresiasi riil seperti ini, yang membuat produk-produk domestik relatif murah, hanya akan mempengaruhi kondisi over employment, dan hal ini pun akan menghambat kembalinya perekonomian ke kondisi full employment.
5.      Tahap terakhir, dapat disimpulkan bahwa kontradiksi yang muncul hanya akan teratasi jika tingkat output sama sekali tidak akan berubah setelah terjadinya perubahan kebijakan fiskal. Sehingga satu-satunya hal yang terjadi adalah apresiasi mata uang secara seketika menuju nilai jangka panjang terbaru .

Jadi, seandainya perekonomian yang bermula dari kondisi keseimbangan jangka panjang. Suatu perubahan permanen dalam kebijkaan fiskal pastinya tidak akan mempengaruhi output tetapi hal ini menimbulkan lonjakan kurs yang permanen secara seketika yang kemudian akan mengurangi dan mengimbangi dampak langsung yang ditimbulkan oleh perubahan kebijakan fiskal terhadap tingkat permintaan agregat. 





Gambar tersebut menunjukan bahwa adanya pola pengembangan sektor industri yang layak berkembang di dunia sekarang, dimana negara yang kaya akan sumber daya alam seperti Amerika Serikat, Jerman Barat lebih banyak menggunakan pola pengembangan pasar dalam negeri, sedangkan negara minkin sumber daya alam seperti Singapore, Hongkong, Taiwan menganut pola pengembangan pasar luar negeri. Keduanya akan dapat menopang perkembangan produksi di dalam negeri yang akan menambah jumlah tenaga kerja dan pendapatan nasional. Walaupun mereka yang tidak banyak mempunyai sumber daya alam, mereka bisa berhasil mengembangkan perekonomian dengan pola pengembangan sektor industri tersebut. Pada umumnya mereka menggunakan strategi ini untuk mengundang perusahaan multinasional untuk mengembangkan suatu jenis industri di negara mereka.  Negara memanfaatkan perusahaan multinasinal untuk mulai dapat mengekspor produk mereka ke luar negeri. Pasaran intrnasional terbuka dan dunia mulai menghargai barang produksi tersebut. Dengan demikian, berkembanglah pasar di dalam negeri dan  perekonomian negara yang bersangkutan,  dengan kata lain, ekspor dapat menarik pengembangan pasar dalam negeri dan akan mendorong perekonomian negara tersebut untuk berkembang.



A.      Peranan Sumber Daya Alam
Terbatasnya tingkat produksi di Negara yang pendapatannya rendah disebabkan oleh terbatasnya sumber-sumber alam yang tersedia, baik dalam arti kuantitas maupun kualitas. Peranan relative dari sumber alam dalam perkembangan ekonomi cenderung turun bila perekonomian semakin berkembang. Dengan naiknya pendapatan, maka hasrat berkonsumsi marjinal pada sumber-sumber alam tampak berkurang. Cepatnya pertumbuhan penduduk di Negara-negara Dunia Ketiga(Negara berkembang) telah menyusutkan persediaan air, tanah, dan bahan bakar kayu di daerah pedesaan dan memperparah berbagai macam persoalan di daerah perkotaan seperti minimnya fasilitas sanitasi dan terbatasnya persediaan air bersih. Lonjakan jumlah penduduk di pelbagai kawasan termiskin di dunia telah mengakibatkan semakin parahnya degradasi lingkungan hidup atau pengikisan sumber-sumber daya alam yang jumlahnya sudah sangat terbatas sehingga mengakibatkan penduduk di kawasan-kawasan tersebut harus menghadapi berbagai kesullitan yang begitu berat sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tingkat produktivitas sumber-sumber daya yang masih tersisa harus diselamatkan atau dilestarikan agar dapat mendukung aneka kebutuhan penduduk dunia. Apabila kenaikan GNP dan produksi pangan lebih rendah dari pertambahan penduduk maka dengan sendirinya tingkat produksi per kapita dan kemampuan suatu Negara dalam berswasembada pangan akan merosot.
B.     Sifat-Sifat dan Macam Sumber Daya Alam

Sumberdaya alam merupakan salah satu masukan penting (inputs) untuk diolah dalam berbagai kegiatan ekonomi guna menghasilkan barang dan jasa (outputs untuk memenuhi kebutuhan manusia). Mengenai banyak atau tidaknya nilai sumberdaya alam, tergantung pada waktu dan tempat, tingkat teknik dan penemuan- penemuan baru, sikap manusia terhadap sumberdaya tersebut, dan perubahan- perubahan dalam selera, baik di dalam negeri mapun di luar negeri.
Adapun macam sumberdaya alam dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Sumberdaya alam yang tidak dapat habis (inxhaustible natural resources). Ini mencakup udara, energi matahari, dan air hujan.
2.      Sumberdaya alam yang dapat diganti atau diperbaharui dan dipelihara (renewable resources). Ini meliputi air yang ada di tempat seperti danau, sungai, dan sebaginya, kualitas tanah, hutan, margasatwa, dan ikan.
3.      Sumberdaya alam yang tidak dapat diganti (irreplaceable atau stock natural resources). Ini mencakup sumberdaya mineral seperti logam, minyak bumi dan batubara.
Sebagian besar teori pertumbuhan ekonomi memusatkan perhatian pada hubungan antara produksi atau output dengan faktor produksi kapital dan tenaga kerja. Akan tetapi akhir- akhir ini mulai terasa perlunya melihat peranan sumberdaya alam dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi. Sumberdaya alam merupakan salah satu masukan yang penting dalam kegiatan produksi apa saja, baik di sektor industri (perpabrikan), di sektor pertanian maupun sektor jasa. Semua kegiatan dalam ketiga sektor itu memberikan hasil berupa barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain sumberdaya alam harus digali guna memenuhi kebutuhan manusia. Di sisi lain kegiatan produksi yang semakin meningkat disamping menghasilkan alat pemuas kebutuhan juga menghasilkan adanya pencemaran lingkungan (polusi). Pencemaran lingkungan ini mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan manusia sehingga akan menekan kesejahteraan hidup manusia. Dengan semakin memburuknya kualitas tanah, udara dan air akibat polusi maka semakin berat untuk mencapai tujuan pembangunan suatu bangsa untuk hidup lebih baik secara materiil dan hidup lebih lama di dunia ini.
       C.     Ruang Lingkup Sumber Daya Alam
Pengertian sumberdaya alam meliputi semua sumberdaya dan sistem yang bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi dan keadaan sosial tertentu. Adanya sumberdaya alam dapat dilihat dalam arti stok ataupun persediaan yang ada pada suatu saat (reserves) atau aliran (flow) dari barang- barang sumberdaya alam atau jasa yang dihasilkan oleh stok sumberdaya alam tersebut. Stok atau reserves menunjukkan apa yang diketahui tersedia bagi penggunaan sepanjang waktu, sedangkan aliran barang dan jasa menunjukkan barang dan jasa sedang dimanfaatkan. Matahari, angin, gelombang laut, tanah pertanian, hutan, perikanan, udara dan air permukaan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources), sedangkan bijih mineral, minyak fosil merupakan sumberdaya yang tak dapat diperbaharui (exhaustible resources).
Dapat diperbaharuinya suatu sumberdaya alam sering tergantung pada cara pengelolaan yang tidak merusak, seperti terhadap tanah pertanian, perikanan, pembuangan sampah, karena beberapa perubahan, terdapat sumberdaya alam yang tidak dapat dikembalikan lagi (irreversible). Tersedianya sumberdaya alam tergantung pada tersedianya teknologi, tingkat biaya dan kendala- kendala sosial.
      D.    Pengertian Persediaan (Reserve) Sumber Daya Alam)
Pengertian mengenai sumberdaya ini sangat penting dalam kaitannya dengan sumberdaya alam yang tak dapat diperbarui, dan memang jenis sumberdaya inilah yang sering dikhawatirkan akan segera habis atau punah. Sumber daya yang belum diketemukan dibedakan antara sumberdaya yang secara hipotesis atau spekulatif diketahui dan  sumberdaya yang sama sekali belum kita mengerti apakah ia itu ada atau tidak apalagi berapa banyak tersedianya sumberdaya tersebut.
Dari segi ekonomi, sumberdaya alam yang tak dapat diperbarui itu dibedakan menjadi sumberdaya yang tidak ekonomis  (subekonomis) artinya mempunyai potensi untuk digunakan apabila diperlukan dan sumberdaya ekonomis, yaitu sumberdaya yang sudah memiliki nilai ekonomis dan sudah dikenal penggunaannya. Dari segi geologis sudah diketahui macam dan banyaknya serta dari segi ekonomis sudah dapat digunakan, maka sumberdaya inilah yang kita nyatakan sebagai persediaan sumberdaya alam (reserves). Reserves ini meningkat bila ada eksplorasi yang berhasil, dan berkurang bila mengalami kerusakan dan diambil oleh manusia.
        E.     Isu Pokok Sumber Daya Alam
1.      Pertanyaan mengenai berapa lama dan dalam keadaan apa kehidupan manusia dapat berlangsung terus di bumi ini dengan persediaan tertentu dari sumberdaya yang melekat di suatu tempat (insitu resources), yang dapat diperbarui tetapi dapat rusak, serta terbatasnya sistem lingkungan.
2.      Adanya pengalaman sejarah mengenai pergeseran dari sumberdaya yang dapat diperbarui ke sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
3.      Kebijakan penggunaan sumberdaya alam pada masa lampau dimana banyak tindakan yang tidak bijaksana, berpandangan dekat, eksploitasi yang terlalu rakus terhadap sumberdaya alam.
4.      Pertanyaan mengenai pemahaman kita mengenai peranan dan pentingnya sumberdaya alam dan lingkungan sebagai faktor- faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi di masa lampau.
5.      Kita semakin tergantung pada sumberdaya alam yang rendah kualitasnya. Terlebih lagi untuk mengolah sumberdaya alam ini dibutuhkan lebih banyak energi dan biaya.
6.      Semakin memburuknya keadaan lingkungan.
7.      Peranan yang diberikan kepada mekanisme pasar dalam menentukan bagaimana sumberdaya alam itu dikelola sepanjang waktu.
Dalam usaha memajukan suatu perekonomian dalam kaitannya dengan sumberdaya alam yang tetap jumlahnya dapat disajikan altenatif- alternatif berikut:
a.    Sumberdaya dihabiskan secara cepat dalam suatu periode dengan pertumbuhan yang cepat dan standar hidup yang tinggi diikuti dengan kehancuran suatu sistem kehidupan secara cepat pula.
b.    Sumberdaya alam dimanfaatkan perlahan- lahan, sehingga tingkat pendapatan dan standar hidup rendah, tetapi untuk jangka waktu yang lama.
c.    Sumberdaya dimanfaatkan secara cepat guna menciptakan kemampuan untuk menghasilkan sumberdaya yang dapat diperbaharui untuk menggantikan sumberdaya yang habis pakai, sehingga produksi atau perekonomian dapat teus berlangsung.
d.   Sumberdaya alam dihemat penggnaannya (conserved) dan dimanfaatkan sedikit demi sedikit, tetapi akan menjadi usang bila terdapat penemuan teknologi baru.
e.    Perubahan teknologi serta substitusi sumberdaya yang dapat diperbarui bagi yang tidak dapat diperbarui akan dapat memelihara kelangsungan pertumbuhan Produk Nasional Bruto, tetapi memburuknya lingungan akan mengurangi kesejahteraan manusia.
      F.      Pengelolaan Sumber Daya yang Tak Dapat Diperbaharui
Apabila sebuah negara memaksimalkan atau menghabiskan sumber daya yang tak dapat diperbarui secara cepat, maka akan memajukan kemakmuran negara tersebut. Namun dalam jangka waktu ke depan negara tersebut akan kekurangan sumber daya tersebut karena sumber  daya yang tak dapat diperbarui akan tercipta lagi dengan memerlukan waktu yang cukup lama. Sumber daya yang tidak dapat diperbarui dapat  ditambah persediaannya melalui penemuan-penemuan persediaan baru atau dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan diperolehnya sumber daya tersebut dengan bahan yang lain dan lebih murah.
Teori pengambilan optimum
Ada dua syarat pening bagi adanya suatu pengambilan yang optimal (optimal depletion). Yaitu perbedaan antara sumber daya yang tak dapat diperbarui dengan sumber daya biasa.  Sumber daya yang tak dapat diperbarui jumlahnya terbatas dan tak tak dapat dihasilkan secara cepat.
Penggunaan atau pengambilan saat ini berarti mengandung suatu biaya alternatif (opportuniy cost) yang berupa nilai yang mungkin diperoleh pada masa yang akan datang.  Syarat efisiensi biaya yang harus dipenuhi barang-barang pada umumnya adalah harga sama dengan biaya produksi marginal. Sedangkan  untuk sumber daya alam syaratt efisiensi akan terpenuhi bila harga sumberdaya sama dengan biaya produksi marjinal ditambah  biaya alternatif

    G.    Pengelolaan Sumber Daya Yang Dapat Diperbaharui
Seperti halnya sumber daya yang dapat habis (yang tak dapat diperbarui) dapat diperbarui walaupun dengan waktu yang lama, maka sumber daya yang dapat diperbarui ternyata dapat juga habis dan tak dapat diperbarui. Sangatlah ditakutkan apabila sumber kehidupan baik hewan maupun tumbuhan akan musnah dan sulit untuk menghidupkannya lagi.  Sumber daya yang dapat diperbarui akan musnah apabila manusia mengeksploitasinya secara berlebihan.  Sumber daya yang dapat diperbarui biasanya tersedia milik umum, jadi memiliki kecenderungan untuk mengeksploitasinya secara berlebihan (over exploitation, yang kemudian berakibat pada  habisnya sumber daya.
Model  penggunaan optimal (optimal use mode)
Sumber daya alam yang dapat diperbarui secara alamiah akan  dapat tercipta kembali sejalan dengan  kecepatan eksploitasi, asalkan pengambilan tidak sampai pada titik nol atau sampai habisnya sumber daya. Karena apabila pengambilan sumber daya sampai dengan titi nol dan sumber daya menjadi punah, maka akan berakibat  pada sulit terjadinya pembaharuan sumber daya atau dapat dikatakan tidak akan terjadi  pertumbuhan lagi apabila stok sumber daya habis.
   H.    Pengelolaam Lingkungan Hidup
Yang dimaksud lingkungan hidup adalah lingkungan alamiah (natural environment). Masalah yang sangat menonjol berhubungan dengan lingkungan adalah polusi.  Semakin cepat pembangunan biasanya  diikuti dengan polusi yang semakin besar pula.
Ada 4 hal yang perlu dicatat dalam pengelolaanb sumber daya alam:
1.      Biaya pengambilan atau penggalian menjadi tinggi dengan semakin menipisnya persediaan sumber daya alam tersebut
2.      Kenaikan dalam biaya pengambilan dan penggalian sumber daya alam akan diperkecil dengan diketemukannya deposit baru serta bteknologi baru
3.      Sebidang tanah tidak hanya bernilai  tinggi karena adanya sumberdaya mineral yang terkandung didalamnya, tetapi juga karena adanya “opportuniy cost” berupa keindahan alam tempat tersebut
4.      Juga perlu diingat dan dibedakan antara penggunaan sumber daya yang bersifat dapat dikembalikan lagi dan penggunaan yang tak dapat dikembalikan ke keadaan semula (irreversible)
Eksternalitas (externalities)
Suatu proyek baru, pasti akan merusak keadaan yang ada sebelumnya dan juga memiliki dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan sekitar atau disebut pula “externalities”. Dampak positif yang ditimbulkan oleh suatu proyek atau kegiatan sehingga menguntungkan lingkungan sekitar disebut external economies. Dan sebaliknya external diseconomies merupakan dampak negatif yang timbul karena adanya suatu kegiatan.
     I.       Pentingnya Teknologi Dalam Penggunaan Sumber-Sumber Alam
Penggunaan sumber-sumber alam dan peranan yang akan dimainkan dalam menaikkan standar hidup, tergantung antara lain oleh bentuk penyesuaian diri manusia atas alam sekitar yaitu perubahan teknologi. Di negara berkembang umumnya sumber-sumber alam  belum banyak digunakan, karena kurangnya pengetahuan teknik. Pemanfaatan sumber-sumber alam adalah tergantung pada teknologi yang ada dalam suatu masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan suatu masyarakat tentang teknologi maka akan semakin optimal pula penggunaan sumber daya yang ada.
    J.       Faktor-Faktor Sosial Budaya dan Pengginaan Sumber-Sumber Alam
Nilai penggunaan dan exploitasi sumber-sumber alam adalah dipengaruhi oleh keadaan dalam masyarakat yang bersangkutan. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat praindustri akan materi hanya ternatas pada kebutuhan pokok. Masyarakat belum terlalu berpikir untuk menggunakan atau mengeksploitasi sumber-sumber alam yang ada. Sebaliknya yaitu masyarakat industri atau yang telah maju, sikap masyarakat adalah agresif dan selalu ingin menguasai alam. Sumber-sumber yang baru ditemukan, diperkembangkan, dan dikuasai untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan manusia yang selalu berkembang. Pengetahuan dan teknologi memegang peranan pemnting dalam masyarakat ini.
    K.    Keadaan Ekonomi yang Membatasi Penggunaan Sumber-Sumber Alam
Terdapat keadaan perekonomian yang menyebabkan adanya perbedaan antara penggunaan optimum dan penggunaan  yang sebenarnya  daripada sumber-sumber itu. Dengan kata lain bahwa kemungkinan sesekali keadaan ekonomi dapat menghambat penggunaan optimum dari sumber-sumber alam itu. Misalnya:
1.         Tidak adanya faktor-faktor lain
Bahwa sumber-sumber alam bisa saja tetap berada di tempatnya ataupun tidak digunakan sepenuhnya karena tidak tersedianya faktor-faktor yang lain dibutuhkan untuk mengerjakannya atau ada namun hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif. Seperti sumber-sumber alam yang ada di negara berkembang belum digunakan secara optimal karena minimnya teknologi.
2.         Organisasi yang kurang baik
Kemajuan hanya sedikit dapat dicapai karena tidak mempunyai pengorganisir komunikasi yang efekif. Dengan kata  lain apabila sumber daya melimpah tapi masyarakat keberatan untuk mendapatnya. Seperti harga pupuk yang mahal dan tidak adanya fasilias kredit. Apabila terdapat fasilitas kredit untuk pembelian, maka akan  mendorong penggunaan pupuk lebih banyak.
3.         Distribusi yang tidak baik
Tidak adanya sistem distribusi yang baik, misalnya transportasi, pengawasan pasar dan sebagainya akan menghaalangi hasil panen yang maksimal. Dengan tidak adanya alat-alat untuk membawa hasil panen ke pasar dan tidak diketahuinya keadaan pasar atau teknik pemasaran, maka panen akan kekurangan permintaan. Akibatnya tanah-tanah pertanian di luar Jawa kurang efektif karena kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan lahan tersebut.
4.         Bentuk pasar yang tidak tepat
Bentuk organisasi pasar dapat juga mempengaruhi penggunaan sumber-sumber alam. Adanya monopoli peraturan-peraturan pemerintah seperti menghalangi berdirinya industri-industri lokal yang menggunakan bahan-bahan mentah dalam negeri. Sebaliknya dalam hal tertentu, harapan-harapan untuk memegang monopoli akan mendorong timbulnya usaha yang mengandung resiko yang meliputi perluasan sumber-sumber alam dan pemnemuan-penemuan sumber-sumber baru. Mungkin ini akan menimbulkan inovasi dan lebih mengintensifkan penggunaan sumber alam yang tersedia.
5.         Satu hal yang menghalangi penggunaan sumber alam yang lebih baik adalah adanya perubahan-perubahan dalam biaya. Pada umumnya setiap sumber alam yang diketemukan akan dapat dieksploatir secara ekonomis asal saja biaya-biaya menggali dan sebagainya itu diharapkan dapat terbayar. Biaya ini tidak saja mencakup biaya-biaya variabel tetapi juga biaya tetap yang merupakan biaya yang besar. Kebanyakan bahan-bahan tambang memiliki nilai yang rendah sebelum melalui proses sebelum dijual. Bahan-bahan harus diproses yang mana juga membutuhkan biaya yang besar pula.
6.         Ketergantungan pada ekspor

Bagi negara yang sedang berkembang, perbandingan antara ekspor dan pendapatan nasional adalah tinggi. Pembelanjaan dan penerimaan pemerintah sebagian besar tergantung pada ekspor. Di negara maju, kebanyakan perekonomian tergantung pada ekspor, namun bedanya ialah negara maju dapat menghasilkan bermacam-macam bahan ekspor. Jadi apabila  terjadi goncangan pada satu bahan, maka dapat distabilkan oleh bahan ekspor yang lain. Sedangkan di negara berkembang hanya mengekspor satu atau dua bahan saja, sehingga apabila bahan tersebut harganya mengalami goncangan akan berakibat pada goncangan perekonomian negara tersebut. Jadi pemerintah memperbanyak macam  macam bahan ekspor agar apabila terdapat goncangan harga, tidak terlalu berpengaruh pada perekono,mian negar. Atau di sebut dengan usaha diversifikasi ekspor.


A.    Pengertian dan Fungsi Kapital
Kapital ialah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan, langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah output. Kapital sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik, perbaikan-perbaikan dalam pendidikan, kesehatan, dan keahlian. Pada umumnya dapat dinyatakan bahwa kapital itu lebih merupakan hasil daripada merupakan sebab perkembangan ekonomi, dalam arti bahwa kemajuan perekonomian selalu menambah jumlah kapital dalam masyarakat, sedangkan kenaikan dalam jumlah kapital mungkin tidak menyebabkan majunya perekonomian.
B.     Kapital dapat diambil dari penggunaan kelebihan teanaga kerja yang ada dalam masyarakat dan dapat diciptakan dengan cara menggeser kelebihan tenaga kerja misalnya dari sektor pertanian ke sektor lain, meningkatkan konsumsi atau meningkatkan ekspor, memindahkan faktor produksi dari yang kurang produktif ke yang lebih produktif.
       1.        Sumber Fisik (Swadaya Masyarakat)
Secara fisik pembentukan kapital dapat ditempuh dengan realokasi faktor produksi yang penggunaanya kurang efisien ke yang lebih efisien, sehingga faktor produksi yang menganggur secara tersembunyi dapat dimanfaatkan bagi pembangunan dan tidak akan menurunkan produksi di kegiatan semula. Misalnya saja dalam penggunaan tenaga kerja yang masih menganggur dalam sektor pertanian dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jalan, saluran air dalam pedesaan dan lainya tanpa mengurangi produksi pertanian.
     2.        Sumber Dana Financial
        a)    Tabungan Masyarakat (Voluntary Saving)
     Artinya bagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Tabungan sukarela ini biasanya dikelola oleh bank maupun lembaga assuransi untuk dipinjamkan kepada para investor. Keuntungannya bagi para penabung adalah mendapatkan bunga, sedangkan bagi pemegang assuransi mendapatkan “claim” untuk menghindari risiko dengan pengorbanan yang kecil. Keuntungan bagi bank mendapatkan “spread” penerimaan bunga yakni selisih antara bunga yang diterima dari penyaluran dana dan bunga yang dibayarkan pada penyimpan dana. Sedangkan bagi investor mendapatkan dana untuk usaha.
    b)   Pajak atau Tabungan Paksa (forced saving)
     Dengan adanya pajak, masyarakat akan mengurangi konsumsinya karna sebagian pendapatannya untuk pajak. Dalam hal ini pemerintah memaksa unit ekonomi yamg lain untuk mengurangi pendapatan mereka dengan cara membayar pajak ke pihak pemerintah. Hasil pembayaran tersebut dinamakan penerimaan pemerintah atau penerimaan negara. Sumber pajak dapat dari pajak langsung maupun tidak langsung. Pajak langsung ialah pajak yang bebannya tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain, sedangkan pajak tak langsung ialah pajak yang dapat dilimpahkan bebannya kepada pihak lain. Pajak mempengaruhi besar kecilnya konsumsi dan tabungan. Setiap kebijakan harus mempertimbangnkan pengaruhnya dalam efisiensi dan distribusi. Efisiensi disini artinya bagaimana penggunaan faktor-faktor produksi yang ada dimanfaatkan untuk kepentingan produksi, apakah kebijakan itu membuat produksi meningkat, atau sebaliknya. Sedangkan pengaruhnya terhadap distribusi pendapatan dan kesempatan kerja disebabkan adanya realokasi faktor produksi antar sektor dan wilayah. Pengaruh pajak dalam produksi terliahat melalui kemampuan dan kemauan untuk bekerja, menabung dan investasi. Pajak harus sesuai dengan kondisi wajib pajak. Dari segi distribusi akan mempersempit perbedaan pendapatan tapi dapat juga memperlebar perbedaan pendapatan. Dalam sisitem ini pajak dibedakan menjadi pajak progresif yang semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula prosentase pajaknya, regresif dimana semakin tinggi pendapatan akan semakin rendah prosentase pajak, dan proporsional yang prosentase pajak tetap berapapun pendapatannya.
    c)    Tabungan Pemerintah
     Tabungan pemerintah ialah sisa atau selisih antara pajak/penerimaan rutin yang dipakai untuk membiayai pengeluaran rutin. Kemudian tabungan tersebut ditambah dengan bantuan program yakni bantuan yang tidak dikaitkan dengan proyek tertentu seperti bantuan pangan, pupuk dan tenun serta bantuan proyek yang dapat membantu menambah dana ekspansi, rehabilitasi, pendidikan, pengairan dan lainnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah terutama dalam pembangunan. Semakin besar tabungan dan bantuan maka semakin besar pula dana untuk pembangunan. Hal tersebut juga dapat ditempuh dengan meningkatkan penerimaan rutin dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, dan menekan pengeluaran rutin seperti mengurangi subsidi dari pemerintah.
    d)   Pinjaman Pemerintah
     Pinjaman pemerintah dapat bersifat sukarela dan paksa. Bantuan program dan bantuan proyek termasuk pinjaman pemeritntah. Pinjaman juga dapat dibedakan menjadi pinjaman dalam negri maupun luar negri. Pinjaman sukarela didapatkan pemerintah dari pihak mana saja yang memberikannya kepada pemerintah secara sukarela. Pinjaman paksa merupakan jenis pinjaman yang dapat dipaksakan pemerintah terhadap masyarakat, seperti pada tahun 1950-an pemerintah memotong uang kertas. 50% untuk obligasi dan sisanya adalah nilai uang itu sendiri. Pinjaman dalam negri merupakan pinjaman yang didapatkan pemerintah dari penduduk dalam negeri, namun tidak akan ada tambahan dana secara makro, karena tidak ada aliran uang masuk ke negara. Sedangkan pinjaman luar negeri didapatkan dari para individu atau pemerintah luar negri, hal ini sangat membantu perekonomian karena adanya tambahan dana secara makro ke dalam negeri. Pada proses pengembalian pinjaman, apabila pinjaman dalam negri, akan ada pindahan dana pokok pinjaman dan bunga dari pemerintah terhadap pemegang obligasi. Hal tersebut dapat menyebabkan pelebaran jurang pendapatan pada saat pengembalian dana. Sebaliknya apabila pinjaman dari luar negri berpengaruh pada distribusi pendapatan akan banyak tergantung bagaimana distribusi beban pajak untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Apabila pajak ditarik progresif maka beban pembayaran pinjaman pokok dan bunga akan terletak di kelompok masyarakat kaya, sedangkan sistem regresif akan terletak pada kelompok miskin. Pinjaman itu harus dikelola dengan baik, apabila dikelola dengan baik, generasi seterusnya akan menerima efek yang baik dari pinjaman tersebut, tidak hanya dalam pengembalian dana dan bunganya namun juga pembangunan yang dilaksanakan dari pinjaman itu, seperti pelabuhan, listrik, jalan dan lainnya. Namun apabila pinjaman itu tidak dikelola dengan baik, maka generasi yang akan datang akan sangat berat dalam memikul dana dan bunga dari pinjaman tersebut.
    e)    Inflasi (invisible tax)
     Cara lain untuk membiayai pembangunan suatu negara adalah dengan inflasi yakni dimana harga-harga umum meningkat dibarengi dengan pencetakan uang yang cepat serta permintaan lebih besar daripada penawaran karena terlalu banyaknya uang. Hal tersebut dapat menyebabkan mengurangi konsumsi riil, dengan kata lain dengan pengeluaran rupiah yang sama konsumen mendapatkan barang yang lebih sedikit dibandingkan keadaan tidak inflasi. Oleh sebab itu inflasi dikatakan sebagai pajak tak nampak. Apabila itu terjadi maka permintaan barang akan pembangunan proyek pemerintah tetap terpenuhi dan dapat berlangsung namun dengan mengorbankan pihak swasta dan masyarakat. Namun apabila inflasi terlalu deras dapat merusak struktur ekonomi, harga, upah, pembangunan dapat berhenti dan investasi juga berhenti digantikan oleh usaha spekulasi serta ekspor menjadi tidak menguntungkan karna disparitas harga
    f)    Investasi Asing
     Artinya investasi yang dilakukan oleh pemilik modal asing ke dalam negeri untuk mendapatkan keuntungan. Investasi dapat berupa investasi langsung ataupun investasi portofolio dengan cara pembelian saham. Keuntungan bagi kita adalah dapat diolahnya sumber daya alam, adanya lapangan pekerjaan, meningkatnya penerimaan negara dari pajak dan adanya alih teknologi. Dan bagi investor keuntungannya adalah mendapatkan deviden dari hasil usaha tersebut.


C.     Akumulasi Kapital Yang Rendah
Tingkat akumulasi kapital yang rendah di negara-negara yang sedang berkembang biasanya dapat diketahui karena adanya suatu lingkaran setan yang tidak berunjung pangkal.
Kurangnya tabungan dapat juga diterangkan karena adanya internasional demonstration effect, yaitu keinginan untuk meniru konsumsi di negara-negara yang telah maju sehingga pendapatan yang rendah itu semuanya digunakan untuk konsumsi. Mereka yang setuju dan menerima adanya efek pamer (demostration effect) mengatakan bahwa :
1.    Beberapa barang yang mula-mula untuk konsumsi, setelah dibawa ke negara lain dapat menjadi alat produksi
2.    Efek pamer akan mempengaruhi kebudayaan sehingga mudah untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat
3.    Dapat memperluas lapangan pekerjaan
Sedangkan yang tidak setuju mengatakan bahwa ini akan menekan tingkat tabungan sebab hasrat berkonsumsi menjadi lebih besar.

Menurut Prof. Hirschman, industri yang mengimpor barang setengah jadi dan menghasilkan barang-barang akhir atau barang jadi merupakan daerah kantong industri impor (enclave import). Kebaikan dari enclave import industri ialah :
1.    Bahwa industri ini relatif membutuhkan kapital yang lebih sedikit sehingga di negara sedang berkembang memungkinkan penyediaan kapital untuknya
2.    Resiko dari kualitas barang yang dihasilkan akan kecil, karena industri itu sebagian besar itu tergantung pada impor bahan-bahan atau barang-barang yang akan diolahnya
3.    Industri ini dapat mendidik atau merupakan tempat untuk memilih wiraswasta setempat yang dibutuhkan bagi pengembangan industri lebih lanjut
4.    Industri enclave import ini akan mendorong adanya ekspansi produksi dalam negeri bagi barang yang dibutuhkannya
5.    Bahwa kapital akan lebih tertarik pada industri-industri daripada semuanya yang berasal dari dalam negeri

Adapun cara untuk menaikkan jumlah tabungan untuk pembangunan :
1.    Dengan pembentukan koperasi dan lembaga-lembaga lain
2.    Dengan pajak, yang merupakan sumber tabungan pemerintah
3.    Dengan inflasi yang moderat turunnya pendapatan riil para pekerja dan naiknya keuntungan pengusaha akan mendorong investasi lebih lanjut
4.    Dengan pinjaman luar negeri 

D.      Penggunaan Kapital
Adapun kriteria dalam penggunaan capital adalah:
1.    Kriteria Neraca Pembayaran ( Balance of Payments Criteria)
Penggunaan capital/investasi sebaiknya pada sector yang dapat mengurangi kesulitan-kesulitan Neraca Pembayaran Internasional di waktu yang akan datang. Kesulitan yang perlu dihindari yaitu jangan sampai ada kenaikan impor yang akan disertai dengan investasi-investasi yang membutuhkan barang-barang luar negeri. Investasi hendaknya digunakan untuk menaikkan volume ekspor.
2.    Kriteria Produktivitas Sosial Marjinal
Investasi digunakan pada proyek-proyek yang dapat diharapkan memberi hasil tertinggi (yang paling menguntungkan) atau yang memiliki ICOR terendah.
3.    Kriteria Intensitas Faktor-faktor Produksi
Kriteria ini berdasarkan capital output ratio suatu proyek, dimana capital merupakan factor yang lagka di suatu Negara. Oleh karena itu harus dipilih teknologi yang bersifat menghemat penggunaan capital.
4.    Kriteria Bagian Investasi kembali
Kriteria ini berusaha agar tingkat investasi selalu bertambah besar dan dalam memutuskaan investasi pertambahan penduduk selalu diperhitungkan.
5.    Kriteria Operasional
Factor yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi suatu proyek, yaitu:
a.     Tingkat perputaran capital dari investasi itu
b.    Keuntungan social yang ada
c.     Pengaruhnya terhadap Neraca Pembayaran Internasional
6.    Kriteria Perbandingan Biaya Manfaat
Kriteria ini menghendaki agar investasi diadakan padaproyek-proyek yang memiliki perbandingan biaya dan manfaat lebih besar dari satu (B/C>1). Manfaat disini haruslah manfaat bersih yaitu manfaat total dikurangi biaya atau kerugian selain capital.
E.       Besar Kecilnya Investasi
Teori yang berhubungan dengan tingkat investasi yang diusahakan
1)   Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist)
Berpendapat bahwa Negara yang terbelakang sebaiknya jangan mengadakan industrialisasi cepat-cepat, sebab resiko kekeliruan akan terlalu besar untuk dipikul Negara miskin tersebut. Kegiatan yang membutuhkan capital yang banyak akan diusahakan bila keuntungan melebihi dari kegiatan yang sifatnya padat karya (labor intensive)
2)   Teori Dorongan Besar
Mengatakan bahwa bila hanya ada sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan, hal ini hanya mendorong pertambahan penduduk saja, yang nantinya akan menghambat kenaikan pendapatan per kapita. Oleh karena itu, pembangunan harus dilaksanakan secara besar-besaran untuk mengatasi perubahan-perubahan penduduk.

F.        Pembangunan Seimbang dan Tidak Seimbang
Dengan pertumbuhan seimbang (balanced growth) diartikan bahwa perkembangan ekonomi tidak akan berhasil bila investasi hanya terbatas pada “titik pertumbuhan” tertentu atau sector-sektor yang sedang berkembang saja, sebab sector-sektor lain berhubungan erat. Kebaikan system pembangunan seimbang ialah satu sama lain saling membantu. Sedangkan keburukannya masyarakat yang masih rendah tingkat pendapatannya tidak dapat mengubah system perekonomian yang tradisional menjadi system yang modern. Cara pembangunan tidak seimbang menciptakan perkembangan ekonomiyang cepat. Dengan adanya kesulitan-kesulitan dan kelangkaan bersama-sama dengan perkembangan yang tidak seimbang, justru akan ada dorongan kuat untuk kemajuan teknologi dan kenaikan teknik yang lebih baik dan dapat menarik wiraswasta-wiraswasta baru.
G.      Investasi Ke Sektor Pertanian Ataukah Ke Sektor Industri
Tambahan produksi bahan makanan harus ada untuk mengimbangi tambahnya jumlah penduduk dan tambahnya permintaan akan bahan makanan karena naiknya pendapatan. Bagi Negara-negara yang masih terbelakang sector pertanian sebenarnya adalah sector terpenting. Maka dari itu kemajuan di sector ini sangat diharapkan; misalnya dengan memodernisasi alat-alat pertanian. Pembangunan pertanian akan menghalangi terciptanya perekonomian dualistis; yaitu di di sector industry memberi upah yang tiggi dan tingkat hidup yang lebih baik, di lain pihak, sector pertanian tetap seperti sediakala tak ada perbaikan apa-apa. Ini terjadi bilamana  Negara hanya mementingkan industrinya tanpa memperhatikan sector pertanian.
H.      Peranan Pemerintah

Peranan pemerintah dalam strategi pembangunan ekonomi tidak perlu sama, tapi tergantung pada keadaan social dan politik setempat. Pemerintah dapat mengadakan perluasan penggunaan sumber-sumber alam melalui pengembangan fasilitas obat-obatan, pendidikan yang lebih baik, irigasi, perluasan pertanian, dsb. Karena tingkat kompetensi administrasi tidak serangan bagi Lembaga Pemerintah dalam perencanaan pembangunan ekonomi, maka kegiatan-kegiatan pemerintah yang penting atau perlu dimajukan ialah kegiatan yang mengandung harapan hasil yang paling efektif. Hal yang penting adalah adanya kemauan yang makin keras dari penduduk untuk maju dan memperkembangkan perekonomiannya.