Perkembangan
ekonomi di negara barat cenderung mempunyai sifat spontan dan dibiayai oleh
swasta. Jepang mengalami perkembangan ekonomi yang diatur dan dipimpin oleh pemerintah,
dengan menggunakan kelas feodal sebagai alat dan bantuan pemerintah untuk
dijadikan kelas wiraswasta. Kekuatan merupakan tujuan pokok dari perkembangan
ekonomi tersebut. Pemerintah memandang tidak perlu menaikkan tingkat hidup
penduduk, karena mereka telah terbiasa hidup sederhana, dan hal tersebut tidak
akan menyebabkan konsumsi bertambah akibat dari investasi pemerintah
Jepang
tidak mempunyai revolusi harapan yang menaik, tanah-tanah yang tidak jelas
miliknya, diambil alih pemerintah, dan penduduk hanya dijadikan buruhnya saja.
Penduduk Jepang taat dan disiplin kepada pemerintah, sehingga tidak ada
kesulitan untuk mengatur dan melaksanakan memodernisasi serta mengadakan
ekspansi di Jepang. Dalam waktu kurang dari satu generasi, Jepang memiliki
kedudukan ekonomi dan militer yang kuat.
Pemerintah
mempelopori adanya investasi besar-besaran di sektor industri dan perbankan.
Pajak-pajak sangat membantu dalam mengerjakan tanah secara efisien, dan
kemudian produksi dalam sektor pertanian menanjak dari tahun 1773-1900. Usaha
bebas dianggap paling efisien dalam memodernisasi pertanian, dan kemudian pasar
tradisional dihapuskan. Investasi besar-besaran kembali disiapkan lagi untuk
sektor transportasi dan industri dasar oleh pemerintah. Ekspor sutera yang
dikelola swasta juga dengan cepat mengikuti jejak pemerintah, kaum bangsawan
samurai juga terjun kedalam sektor perdagangan, dan kemudian pendidikan
diperluas oleh pemerintah.
Biaya
pembangunan ekonomi ditanggung oleh para petani, dengan pajak yang tinggi para
petani berusaha untuk memproduksi yang lebih banyak lagi agar mendapat surplus.
Surplus tersebut digunakan untuk memasok daerah kota yang disana tenaga kerja
dibayar murah. Tingkat upah yang mendorong kegiatan ekspor, dan setelah Perang
Dunia II biaya hidup naik tetapi perekonomian bergerak lagi dan akhirnya Jepang
menjadi negara basis industri barang konsumsi bagi negara berkembang di Asia
Tenggara.
Jepang
merupakan contoh negara yang diperintah kaum feodal yang menyesuaikan diri
dibawah pemimpin pemerintah ke perekonomian kapitalis. Berhasilnya perkembangan
tersebut karena ketaatan dan kedisiplinan masyarakat Jepang. Pemerintah
mengambil peranan penting di sektor swasta dan kemudian dapat mengambil alih
usaha pemerintah. Ekspor yang mula-mula berupa barang primer menjadi berupa
industri barang konsumsi. Biaya-biaya yang digunakan untuk pembangunan
ditanggung orang-orang yang berpendapatan rendah seperti buruh dan petani.