1. Kriteria
informasi dikatakan bernilai
Informasi
dikatakan bernilai memiliki dua kriteria yang diantaranya adalah manfaat dan
biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Apabila suatu indormasi manfaatnya
lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya, informasi tersebut
dapat dikatakan bernilai. Namun tidak semua informasi dapat ditaksir secara
pasti nilai keuntungannya dengan menggunakan satuan hitung, tapi kita dapat
menaksirnya dengan nilai efektifitas suatu informasi tersebut. Biasanya
pengukuran nilai suatu informasi dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau
costbenefit. Informasi dapat
dikategorikan baik untuk pengambilan keputusan oleh manajemen apabila memiliki
kriteria akurat tepat waktu dan relevan.
2. Perbedaan
Akuntansi keuangan dan Akuntansi manajemen
a. Pemakai
Laporan Akuntansi dan tujuan mereka
Akuntansi
keuangan menyajikan laporan keuangan bagi pemakai laporan
keuangan dari luar perusahaan misal saja pemegang saham, kreditor, analisis
keuangan, dan instansi pemerintah lainnya. Sementara tujuan dari laporan keuangan
yang dibuat oleh akuntansi keuangan ini bukan untuk pengambilan keputusan
mengenai perusahaan, namun lebih ke pengambilan keputusan seperti hubungan
antar perusahaan.
Akuntansi
Manajemen mempunyai fokus menyediakan informasi keuangan bagi
keperluan pihak internal perusahaan atau manajemen. Akuntansi Manajemen
berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi
para pemakai laporan keuangan yang berada dalam perusahaan (manajemen) sebagai
bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.
b. Lingkup
Informasi
Akuntansi
Keuangan umumnya menyajikan informasi keuangan tentang
perusahaan secara keseluruhan, seperti neraca dan laporan laba rugi. Informasi
yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan dan menggambarkan
keuangan perusahaan secara keseluruhan
Akuntansi
Manajemen lingkup informasinya cenderung lebih sempit, tidak
lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih detil karena
lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-bagian tertentu dari
perusahaan, seperti bagian produksi, bagian pemasaran dan lainnya.
c. Fokus
Informasi
Akuntansi
Keuangan berfokus pada informasi masa lalu. Akuntansi
Keuangan menggambarkan suatu bentuk pertanggungjawaban dana yang sebelumnya
dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada
manajemen perusahaan.
Akuntansi
Manajemen cenderung berorientasi pada masa yang akan datang,
karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang, namun sumber informasi
yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya masa lalu, biaya sekarang atau biaya masa datang.
d. Rentang
Waktu
Akuntansi
Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel dan
hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual), periode
setengah tahun (interim), periode satu kuartal, atau periode satu
bulan.
Akuntansi
Manajemen menyediakan rentang waktu yang jauh lebih fleksibel
dibandingkan Akuntansi Keuangan, hal ini terjadi karena tuntutan dari manajemen
perusahaan yang harus membuat keputusan-keputusan penting dalam waktu yang
relatif singkat dan cepat. Rentang waktu yang diberikan bisa berupa harian,
mingguan, bulanan, atau bahkan hingga periode 10 tahun.
e. Kriteria
bagi informasi Akuntansi
Untuk
kriteria bagi informasi Akuntansi
Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau berterima
secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari perumusan organisasi
yang berwenang. Laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan suatu
standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak
luar dapat membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan
yang berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang
hubungan yang akan diambil dengan perusahaan di masa datang.
Akuntansi
Manajemen tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum, selama itu memberi manfaat bagi pihak manajemen perusahaan,
baik itu dalam hal pengukuran, ataupun perhitungan. Dalam Akuntansi Manajemen
tidak ada organisasi ataupun undang-undang yang mengatur praktik-praktiknya,
selama itu bermanfaat untuk manajemen perusahaan maka perusahaan akan terus
menggunakan praktik-praktik tersebut.
f. Sifat
informasi
Sifat
informasi dari Akuntansi Keuangan
memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif, dapat diuji kebenarannya,
dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari luar perusahaan
yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang
menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk
memberikan pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.
Akuntansi
Manajemen menghasilkan informasi yang akan membantu manajemen
untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, baik
untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut
masa yang akan datang.
3. Keuntungan
penggunaan sistem JIT
Keunggulan dari metode ini adalah
dapat mengurangi biaya tenaga kerja, persediaan, risiko kerusakan, dan
peningkatan kualitas produk. Keunggulan tersebut seiring dengan adanya Total
Quality Management dalam penerapan sistem JIT sehingga risiko kerusakan dapat ditekan
dan kerugian akibat retur barang rusak oleh pelanggan dapat dikurangi karena
Total Quality Management juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas dari
produk. Selain itu, biaya tenaga kerja dapat ditekan karena jumlah persediaan
diusahakan menjadi seminim mungkin sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
mengawasi tidak perlu dalam jumlah yang banyak. Biaya penyimpanan juga dapat
ditekan hingga seminimal mungkin akibat dari persediaan yang disimpan juga
sedikit. Keungulan lainnya adalah mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan
barang, mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksim mengurangi
pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada
sumbernya, menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok dan layout
pabrik yang lebih baik.
4. Customer
service dan Customer care
Menurut Yuliana
MBA, Customer Service berbeda dengan Customer Care. Jika customer service lebih menitikberatkan pada cara
penyedia memperlakukan pelanggan yang terlibat sebagai input di dalam key customer related process,
maka customer
care lebih
menitikberatkan pada hal-hal di luar standar kualitas yang harus dikerjakan di
dalam proces.
Customer Care merupakan layanan yang lebih memedulikan kebutuhan dan keinginan
pelanggan untuk dihormati, dihargai, dan dicarikan solusi atas kebutuhannya yang
belum dapat dipenuhi dalam key customer related process. Jadi, Customer
Care bersifat lebih luas dan personal dibandingkan Customer Service. Untuk itu,
saya memilih customer care dibandingkan dengan customer service.
5. Posisi
akuntan manajemen dalam organisasi bisnis
Dalam
rangka pengambilan keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan
alternatif. Oleh karena itu akuntan manajemen harus menyediakan data-data yang
cukup lengkap tentang perhitungan masing-masing altematif, dan yang akan
dipilih tentunya altematif yang memberikan keuntungan lebih besar bagi
perusahaan. Dalam hal ini akuntan manajemen akan mencatat dan mengwnpulkan
data-data yang ada di perusahaan baik data moneter maupun non moneter dan juga
data-data di luar perusahaan, sehingga apabila manajer membutuhkan data yang
dimaksud dapat dengan segera dipenuhi. Akuntan manajemen
membantu pengambilan keputusan perusahaan tentang strategi melalui :
a. Pemecahan
masalah : Analisis komparatif untuk pengambilan keputusan.
b. Pemeliharaan
catatan skor : Pengumpulan data dan pelaporan hasilnya kepada seluruh tingkat
manajemen memberi gambaran bagaimana organisasi dijalankan.
c. Pengarahan
Perhatian : Membantu manajer berfokus pada kesempatan dan masalah dan meningkatkan
nilai sistem akuntansi manajemen
Sumber
: