twitter
rss


Olahraga basket sangat terkenal di dunia, banyak orang berminat dalam bidang olah raga basket. Tim basket yang paling terkemuka di kelas dunia ini adalah NBA (National Basketball Assosiation). Mereka menggaji pemainnya rata-rata $5 juta per tahun. Sebanding dengan upahnya, orang-orang yang tergabung dalam tim NBA bisa dikatakan sudah profesional. Jadi selain olahraga yang mengeluarkan banyak energi, basket juga bisa dijadikan bisnis dan membutuhkan dana yang besar untuk penggajian setiap pemain. Pelatih sangat berperan untuk permainan tim NBA.
Pada musim permainan 82, pelatih dan pemain tim NBA bekerja sanagt keras. Pelatih mencari tahu tentang semua yang dilakukan pemainnya dilapangan seperti tembakan, lompatan, kelemahan dan kelebihan setiap pemain kemudian dicatat di papan skor. Namun terjadi kegagalan pada sistem tradisional, yang gagal menangkap semua informasi tentang permainan. Penggunaan strategi dalam permainan didasarkan pada firasat saja. Mulai saaat itulah manajer dan pelatih ingin belajar bagaimana membuat keputusan berdasarkan data.
Perusahaan Synergy Sports Technology menemukan cara untuk membuat keputusan berdasarkan data. Perusahaan mengerahkan lebih dari 30 orang untuk merekam permainan pemain, mengumpulkan, mengatur dan menghubungkan data atas dasar rekaman video pemain. Rekaman tersebut diunggah kedalam web yang dilindungi. Semua anggota tim dibelikan i-pod agar dapat mengakses dan melihat video yang diunggah tersebut untuk membantu mempersiapkan diri dalam pertandingan berikutnya.

Synergy Sports Technology telah menemukan sistem informasi terbaru yang lebih baik atas dasar layanan sistem informasi dari perusahaan tersebut, sehingga membantu pihak manajemen tim NBA untuk mengetahui statistik pemain-pemainnya dengan lebih baik kemudian pengambilan keputusan strategi juga berdasar data informasi tersebut yang tidak hanya berdasarkan insting saja. Jadi teknologi informasi atas layanan yang diberikan perusahaan Synergy akan sangat membantu manajemen untuk pengolahan tim dan peningkatan kualitas tim NBA. 


1.      Kriteria informasi dikatakan bernilai
Informasi dikatakan bernilai memiliki dua kriteria yang diantaranya adalah manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Apabila suatu indormasi manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya, informasi tersebut dapat dikatakan bernilai. Namun tidak semua informasi dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya dengan menggunakan satuan hitung, tapi kita dapat menaksirnya dengan nilai efektifitas suatu informasi tersebut. Biasanya pengukuran nilai suatu informasi dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau costbenefit. Informasi dapat dikategorikan baik untuk pengambilan keputusan oleh manajemen apabila memiliki kriteria akurat tepat waktu dan relevan.
2.      Perbedaan Akuntansi keuangan dan Akuntansi manajemen
a.       Pemakai Laporan Akuntansi dan tujuan mereka
Akuntansi keuangan menyajikan laporan keuangan bagi pemakai laporan keuangan dari luar perusahaan misal saja pemegang saham, kreditor, analisis keuangan, dan instansi pemerintah lainnya. Sementara tujuan dari laporan keuangan yang dibuat oleh akuntansi keuangan ini bukan untuk pengambilan keputusan mengenai perusahaan, namun lebih ke pengambilan keputusan seperti hubungan antar perusahaan.
Akuntansi Manajemen mempunyai fokus menyediakan informasi keuangan bagi keperluan pihak internal perusahaan atau manajemen. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan yang berada dalam perusahaan (manajemen) sebagai bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.
b.      Lingkup Informasi
Akuntansi Keuangan umumnya menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan secara keseluruhan, seperti neraca dan laporan laba rugi. Informasi yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan dan menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan
Akuntansi Manajemen lingkup informasinya cenderung lebih sempit, tidak lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih detil karena lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-bagian tertentu dari perusahaan, seperti bagian produksi, bagian pemasaran dan lainnya.
c.       Fokus Informasi
Akuntansi Keuangan berfokus pada informasi masa lalu. Akuntansi Keuangan menggambarkan suatu bentuk pertanggungjawaban dana yang sebelumnya dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada manajemen perusahaan.
Akuntansi Manajemen cenderung berorientasi pada masa yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang, namun sumber informasi yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya masa lalu, biaya sekarang atau biaya masa datang.
d.      Rentang Waktu
Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel dan hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual), periode setengah tahun (interim), periode satu kuartal, atau periode satu bulan.
Akuntansi Manajemen menyediakan rentang waktu yang jauh lebih fleksibel dibandingkan Akuntansi Keuangan, hal ini terjadi karena tuntutan dari manajemen perusahaan yang harus membuat keputusan-keputusan penting dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Rentang waktu yang diberikan bisa berupa harian, mingguan, bulanan, atau bahkan hingga periode 10 tahun.
e.       Kriteria bagi informasi Akuntansi
Untuk kriteria bagi informasi Akuntansi Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau berterima secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari perumusan organisasi yang berwenang. Laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak luar dapat membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan yang akan diambil dengan perusahaan di masa datang.
Akuntansi Manajemen tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, selama itu memberi manfaat bagi pihak manajemen perusahaan, baik itu dalam hal pengukuran, ataupun perhitungan. Dalam Akuntansi Manajemen tidak ada organisasi ataupun undang-undang yang mengatur praktik-praktiknya, selama itu bermanfaat untuk manajemen perusahaan maka perusahaan akan terus menggunakan praktik-praktik tersebut.
f.       Sifat informasi
Sifat informasi dari Akuntansi Keuangan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif, dapat diuji kebenarannya, dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari luar perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.
Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang akan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, baik untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut masa yang akan datang.
3.      Keuntungan penggunaan sistem JIT
Keunggulan dari metode ini adalah dapat mengurangi biaya tenaga kerja, persediaan, risiko kerusakan, dan peningkatan kualitas produk. Keunggulan tersebut seiring dengan adanya Total Quality Management dalam penerapan sistem JIT sehingga risiko kerusakan dapat ditekan dan kerugian akibat retur barang rusak oleh pelanggan dapat dikurangi karena Total Quality Management juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas dari produk. Selain itu, biaya tenaga kerja dapat ditekan karena jumlah persediaan diusahakan menjadi seminim mungkin sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan dalam mengawasi tidak perlu dalam jumlah yang banyak. Biaya penyimpanan juga dapat ditekan hingga seminimal mungkin akibat dari persediaan yang disimpan juga sedikit. Keungulan lainnya adalah mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang, mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksim mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya, menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok dan layout pabrik yang lebih baik.
4.      Customer service dan Customer care
Menurut Yuliana MBA, Customer Service berbeda dengan Customer Care. Jika customer service lebih menitikberatkan pada cara penyedia memperlakukan pelanggan yang terlibat sebagai input di dalam key customer related process, maka customer care lebih menitikberatkan pada hal-hal di luar standar kualitas yang harus dikerjakan di dalam proces. Customer Care merupakan layanan yang lebih memedulikan kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk dihormati, dihargai, dan dicarikan solusi atas kebutuhannya yang belum dapat dipenuhi dalam key customer related process. Jadi,  Customer Care bersifat lebih luas dan personal dibandingkan Customer Service. Untuk itu, saya memilih customer care dibandingkan dengan customer service.
5.      Posisi akuntan manajemen dalam organisasi bisnis
Dalam rangka pengambilan keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan alternatif. Oleh karena itu akuntan manajemen harus menyediakan data-data yang cukup lengkap tentang perhitungan masing-masing altematif, dan yang akan dipilih tentunya altematif yang memberikan keuntungan lebih besar bagi perusahaan. Dalam hal ini akuntan manajemen akan mencatat dan mengwnpulkan data-data yang ada di perusahaan baik data moneter maupun non moneter dan juga data-data di luar perusahaan, sehingga apabila manajer membutuhkan data yang dimaksud dapat dengan segera dipenuhi. Akuntan manajemen membantu pengambilan keputusan perusahaan tentang strategi melalui :
a.       Pemecahan masalah : Analisis komparatif untuk pengambilan keputusan.
b.      Pemeliharaan catatan skor : Pengumpulan data dan pelaporan hasilnya kepada seluruh tingkat manajemen memberi gambaran bagaimana organisasi dijalankan.
c.       Pengarahan Perhatian : Membantu manajer berfokus pada kesempatan dan masalah dan meningkatkan nilai sistem akuntansi manajemen
Sumber :



A.    Pengertian Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. (Sudijono, 2005 : 71)
Tes formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”. Materi dari tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar. (Sudijono, 2005 : 71). Evaluasi Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru.. Wally Guyot (1978)
            Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya tes formatif adalah tes yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
B.     Tujuan, Fungsi dan Manfaat Tes Formatif
1.      Tujuan Tes Formatif
a)        Evaluasi formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
b)        Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program.
2.      Fungsi Tes Formatif
a)        Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
b)        Fungsi tes formatif adalah untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru, kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
3.      Manfaat Tes Formatif
a)        Bagi Siswa
1)      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
2)      Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat “anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah membekas diingatan. Disamping itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh lebih baik itu.
3)      Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa mengetahui bab mana yang dirasa belum dikuasainya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
4)      Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.
b)        Manfaat bagi guru
1)      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus menggantikan cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama.
2)      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain, maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka akan mengganggu kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya, dan siswa akan semakin tidak dapat menguasainya
3)      Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
c)        Manfaat bagi program
1)      Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
2)      Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
3)      Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
4)      Apakah metode, pendekatan dan evaluasi yang digunakan sudah tepat.
C.    Perbedaan Tes Formatif dan Tes Sumatif
Untuk memperoleh gambaran mengenai tes formatif dan tes sumatif secara lebih mendalam, maka berikut ini akan disajikan perbandingan antara keduanya. Agar dapat diketahui tiap-tiap persamaan dan perbedaannya. Dalam membandingkan, akan ditinjau dari 4 aspek, yaitu fungsi, waktu, titik berat, atau tekanannya, alat evaluasi, cara memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat kesulitan soal-soal tes, cara menyekor
1.      Ditinjau dari Fungsinya
a)         Tes formatif digunakan sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun program- program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.
b)        Tes sumatif digunakan untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.
2.      Ditinjau dari Waktu
a)         Tes formatif dilakukan selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya
b)        Tes sumatif dilakukan pada akhir unit catur wulan, ataupun semester akhir tahun atau akhir pendidikan.
3.      Ditinjau dari Titik Berat Penilaian
a)         Tes formatif menekankan pada tingkah laku kognitif.
b)        Tes sumatif sama-sama menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkat psikomotor dan juga kadang-kadang pada afektif akan tetapi walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi.
4.      Ditinjau dari Segi Alat Evaluasi
a)         Tes formatif merupakan tes prestasi belajar yang tersusun secara baik.
b)        Tes sumatif merupakan tes ujian akhir.
5.      Ditinjau dari Cara Memilih Tujuan yang Dievaluasi
a)         Tes formatif mengukur semua tujuan instruksional khusus.
b)        Tes sumatif mengukur tujuan instruksional umum.
6.      Ditinjau dari Tingkat Kesulitan Tes
a)         Tes formatif belum dapat ditentukan.
b)        Tes sumatif. Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antara 0,35 – 0,70, Soal yang sangat mudah dan soal yang sangat sukar
7.      Ditinjau dari Skoring
a)         Tes formatif, menggunakan standar mutlak.
b)        Tes sumatif, kebanyakan menggunakan standar relatif tetapi dapat pula dipakai standar mutlak.
D.    Contoh Perbedaan Tes Formatif dan Tes Sumatif
Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari atau memperoleh sebuah umpan balik (feed back), yang kemudian selanjutnya dari hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki suatu proses belajar mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. Jadi, sebenarnya pada panilaian formatif itu tidak hanya dilakukan pada tiapa akhir pelajaran akan tetapi bisa juga ketika proses pelajaran  sedang berlangsung. Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan informasi apakah siswa telah memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti, maka tindakan guru selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga benaar-benar dapat diserap oleh siswa
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan ini maka proses dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran termasuk dalam penilaian foramatif.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Adapun fungsi dan tujuannya ialah untuk menentukan apakah dengan nilai yang diperolehnya itu siswa dapat dinyatakan lulus. Pengertian lulus dan tidak lulus disini dapat berarti : dapat tidaknya siswa melanjutkan ke modul berikutnya, dan dapat tidaknya seorang siswa mengikuti pelajaran pada semester berikutnya, dan dapat tidaknya seorang siswa dinaikan ke kelas yang lebih tinggi.
Dari apa yang telah dikemukakan, jelas kiranya bahwa penilaian sumatif tidak hanya merupakan penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir semester, tetapi juga dilaksanakan misalnya pada setiap modul, setiap akhir tahun ajaran ataupun evaluasi belajar tahap akhir.
Dari uaraian diatas dapat disimpulkan perbedaan antara penilaian formatif dan penilaian sumatif  bukan terletak pada kapan atau waktu tes itu dilaksanakan, tetapi terutama pada fungsi dan tujuan tes atau penilaian itu dilaksanakan. Jika penilaian atau tes itu berfungsi dan bertujuan untuk memperoleh umpan balik dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar, maka penilaian itu disebut penilaian formatif.

Tetapi jika penilaian itu berfungsi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi sampai dimana prestasi atau penguasaan dan pencapaian belajar siswa yang selanjutnya diperuntukan dengan penentuan lulus tidaknya seorang siswa, maka penilaian itu disebut penilaian  sumatif.